Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Adu Nyali Menghuni Kota Kendari

Kompas.com - 30/09/2022, 12:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kau senja

Yang memberi indah di hampir setiap elok mata

Lalu tanpa risau

Kau tenggelam begitu saja

Jauh tinggalkan langit sore yang membiak jingga di ujung barat

Kau petang yang samar

Untuk kuselami

Sulit untukku mengira perihal dirimu

Perihal semua semua yang ada pada dirimu

Berhentilah bersandiwara

Jika kau, yang kau ingin adalah damai

Berdiamlah sejenak

Agar kita dapat berbincang lebih lama

Perkara hatiku dan perasaanmu

Sajak “Peninggalan Senja” yang ditulis Eviana Hasan, mahasiswi Universitas Halu Ole, Kendari, itu begitu “galau” sekaligus melukiskan suasana senja di Teluk Kendari. Andai saja suatu saat Anda mengunjungi Kendari, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara ini, keindahan bentang alam Teluk Kendari begitu memesona.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Kendari

Belum lagi keagungan Masjid Al Alam dan Jembatan Bahteramas menambah keelokan kota seluas 271,8 kilometer persegi tersebut. Kota terluas dari seluruh ibu kota provinsi yang ada di Sulawesi.

Jika menapak di Kawasan Kasilampe, latar belakang kita adalah Jembatan Bahteramas yang mirip dengan Jembatan Golden Gate di San Fransisco, AS. Demikian pula jika menjejak daerah Poasia, di seberang teluk membentang perbukitan Kota Lama di belakang areal Kendari Beach.

Betapa sempurna keindahan lanskap Kota Kendari, sehingga tidak salah jika Jacques Nicholas Vosmaer yang diberi tugas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1828 begitu mengagumi keelokkan Kendari.

Vosmaer mendapat titah untuk membuat peta dan diminta membangun istana raja Suku Tolaki pada 9 Mei 1831. Setiap tanggal 9 Mei akhirnya dipilih sebagai hari jadi Kota Kendari karena dianggap sebagai titik awal perkembangan Kendari menjadi kota pusat pemerintahan dan perdagangan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com