Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Polisi Diduga Paksa Sopir Bayar Tilang Rp 600.000 | Adopsi Ilegal Yayasan Sejuta Anak di Bogor

Kompas.com - 30/09/2022, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial sebuah video bernarasi seorang polisi memaksa sopir travel membayar tilang RP 600.000 di pintu keluar Tol Sukabumi.

Dalam video tersebut, polisi yang merupakan anggota Polsek Cijeruk, Bogor, itu juga membentak seorang wanita yang merekamnya dan mengancamnya dengan UU ITE.

Sementara itu di Kabuten Bogor, Suhendra (32) diamankan polisi atas kasus perdagangan bayi dengan modus adopsi.

Dengan mengatasnamakan Yayasan Sejuta Anak, ia menjual per bayi Rp 15 juta dengan modus adopsi.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:

1. Polisi diduga paksa sopir bayar tilang Rp 600.000

Video seorang polisi dengan narasi memaksa sopir travel bayar tilang Rp 600.000 di pintu keluar Tol Sukabumi viral di media sosial.

Polisi tersebut juga membentak seorang wanita yang merekamnya dan mengancamnya dengan UU ITE.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (26/9/2022).

Dari laporan yang diterima, kejadian itu bermula ketika sopir travel melanggar ketentuan lalu lintas di jalan Tol Ciawi-Sukabumi.

Namun, sopir beserta rombongan di dalam travel tidak terima lalu mengejar anggota polisi tersebut.

Padahal, petugas sudah memberikan surat tilang terhadap travel yang diduga ilegal itu.

Kini, anggota Polsek Cijeruk Bogor tersebut sudah dipanggil untuk diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam).

Baca juga: Polisi yang Diduga Paksa Sopir Travel Bayar Tilang Rp 600.000 dan Ancam UU ITE karena Direkam Disebut Sudah Beri Slip Biru

2. Jokowi makan ikan bakar di warung milik Uswatun

Presiden RI Joko Widodo melakukan serangkaian kunjungan kerjanya (kunker) ke Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara dan disuguhi kuliner khas ikan bakar Teluk Jailolo milik Uswatun Chasanah. (ANTARA/Abdul Fatah) Presiden RI Joko Widodo melakukan serangkaian kunjungan kerjanya (kunker) ke Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara dan disuguhi kuliner khas ikan bakar Teluk Jailolo milik Uswatun Chasanah. (ANTARA/Abdul Fatah)
Uswatun Chasanah kaget saat Presiden Joko Widodo makan di rumah makan miliknya di Teluk Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Ia mengatakan Presiden Jokowi mampir menyantap ikan bakar di warungnya saat melakukan kunjungan kerja.

"Sangat tidak bisa dibayangkan Presiden Jokowi bisa makan di warung ikan bakar Teluk Jailolo," lanjutnya.

Uswatun mengatakan, dirinya menyajikan makanan khas Maluku Utara untuk santapan Presiden. Mulai dari ikan bakar bumbu, ikan woku, ayam goreng bumbu, sayur pakis bunga pepaya, hingga sambal spesial khas daerah setempat.

"Terima kasih banyak, Pak Presiden Jokowi, telah mencicipi kuliner khas Malut," kata dia.

Baca juga: Uswatun Kaget, Presiden Jokowi Santap Ikan Bakar di Warungnya: Ini Sejarah

3. Adopsi ilegal Yayasan Ayah Sejuta Anak di Bogor

Suhendra (32), warga Desa Kuripan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka kasus perdagangan bayi dari para ibu hamil yang tidak memiliki suami.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Suhendra (32), warga Desa Kuripan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka kasus perdagangan bayi dari para ibu hamil yang tidak memiliki suami.
Suhendra (32) ditetapkan sebagai tersangka kasus perdagangan bayi dengan modus adopsi. Ia mengatasnamakan Yayasan Ayah Sejuta Anak dan meminta uang Rp 15 juta untuk satu bayi yang diadopsi.

Awalnya Suhendra akan mengumpulkan ibu hamil yang tak memiliki suami melalui media sosial miliknya.

Lalu ia menawarkan persalinan gratis di rumah sakit. Namun setelah persalinan, bayi akan diserahkan ke orang lain yang ingin mengadopsi.

Adopsi dilakukan secara ilegal dengan biaya Rp 15 juta untuk satu bayi.

Dari kasus tersebut, polisi mengamankan lima orang ibu hamil yang sedang menunggu waktu melahirkan di tempat penampungan.

Baca juga: Adopsi Ilegal Yayasan Ayah Sejuta Anak di Bogor, Per Bayi Dijual Rp 15 Juta, Kumpulkan Ibu Hamil Tanpa Suami

4. KPK tawarkan Lukas Enembe periksa kesehatan di Jakarta

Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik menemui Gubernur Papua Lukas Enembe di kediaman pribadi Lukas di Koya Tengah, Kota Jayapura, Papua, Rabu (28/9/2022)Dok Tim Hukum Gubernur Papua Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik menemui Gubernur Papua Lukas Enembe di kediaman pribadi Lukas di Koya Tengah, Kota Jayapura, Papua, Rabu (28/9/2022)
Ketua Tim Hukum Gubernur Papua, Stephanus Roy Rening mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur terkait kasus yang menjerat Lukas Enembe.

KPK, kata Roy, memberi kesempatan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe berobat ke Singapura.

Hal itu bisa dilakukan jika Lukas mau menjalani pemeriksaan di Jakarta terlebih dulu.

"Pak Asep Guntur tadi sudah berbicara langsung dengan Pak Lukas melalui telepon, beliau meminta Pak Lukas datang dulu ke Jakarta dan diperiksa oleh dokter KPK dan IDI baru kemudian diberikan izin ke Singapura," ujar Roy di Jayapura, Rabu (28/9/2022) malam.

Tawaran yang diberikan oleh KPK, sambung Roy, akan dipertimbangkan oleh Lukas Enembe.

Ia juga akan berbicara kepada keluarga yang saat ini berjaga di depan kediaman Gubernur Papua Lukas Enembe.

Baca juga: KPK Tawarkan Pemeriksaan Kesehatan di Jakarta, Ini Jawaban Tim Hukum Gubernur Papua

5. Kisah anggota Gerwani di Semarang

Yunika Wulandari warga Kabupaten Demak saat menyambangi makam korban pembantaian G30S PKI di Hutan Plumbon Semarang. Kamis (29/9/2022)KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Yunika Wulandari warga Kabupaten Demak saat menyambangi makam korban pembantaian G30S PKI di Hutan Plumbon Semarang. Kamis (29/9/2022)
Moetiah adalah bangsawan Syar'i yang aktif fi Gerwani dan aktif mengajar serta membuat Taman Anak-anak Melati.

Ia adalah salah satu korban peristiwa pembantaian G30S PKI di Kota Semarang. Makam ia berada di Hutan Plumbon, kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Selain makam Moetiah, ada juga mantan Wakil Bupati Kendal bernama Soesetyo yang juga ikut dieksekusi di Hutan Plumbon setelah Ramadhan tepatnya Desember 1965.

Moetia, korban G30S PKI asal Kendal diberi waktu untuk berdoa dan baca qiroah sebelum akhirnya ditembak oleh tentara.

Selain pandai qiroah, Moetiah juga dikenal pintar nyinden dan aktif mengajar sebagai guru TK.

Baca juga: Kisah Moetiah, Anggota Gerwani yang Minta Berdoa dan Qiroah Sebelum Dieksekusi di Tengah Hutan Plumbon Semarang

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi, Muchamad Dafi Yusuf | Editor : David Oliver Purba, Pythag Kurniati, Rachmawati, Dheri Agriesta, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com