Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Balikpapan Capai 1.033 Orang, IGD Rumah Sakit Penuh

Kompas.com - 29/09/2022, 21:37 WIB
Ahmad Riyadi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan makin mengkhawatirkan. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat hingga saat ini sebanyak 1.033 kasus yang menimpa warga, khususnya anak-anak.

Kepala Dinkes Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan saat ini pihaknya mencatat kasus DBD terbanyak terjadi di daerah Kecamatan Balikpapan Selatan.

Kekhawatiran pemerintah terhadap keganasan nyamuk Aedes Aegypti ini terlihat dari penuhnya IGD di beberapa rumah sakit di Balikpapan.

Baca juga: Epidemiolog: Kasus DBD di Siantar Berstatus Endemi, Fogging Tak Selesaikan Masalah

“Terjadi peningkatan kasus DBD dapat dilihat dari penuhnya IGD rumah sakit di Balikpapan," katanya pada Rabu (28/9/2022).

Bahkan DBD juga mengancam nyawa masyarakat. Tercatat saat ini sudah ada satu anak berusia tiga tahun yang meninggal akibat DBD. Korban merupakan warga Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat.

Dia meminta kepada masyarakat agar tidak menganggap sepele ketika anak mengalami demam.

"Jadi anak-anak itu sangat rentan pada munculnya penyakit DBD. Sehingga, ketika ada demam, maka segera ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat. Jangan menunggu sampai tiga hari, kemudian jangan hanya membeli obat penurun panas, tapi segera ke fasyankes atau minimal ke puskesmas terdekat," tegasnya.

Dalam mengantisipasi meningkatnya kasus, Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud telah mengeluarkan surat edaran Kerja Bakti Massal (KBM) untuk memberantas sarang nyamuk.

"Lakukanlah upaya kebersihan lingkungan, berupa kerja bakti massal atau paling tidak kerja bakti di lingkungan rumah masing-masing untuk pemberantasan sarang nyamuk," imbaunya.

Selain itu Dinkes juga telah menginstruksikan seluruh Puskesmas untuk memantau kesehatan masyarakat di wilayahnya masing-masing. Termasuk melakukan penyelidikan epidemiologi.

Dia juga meminta dilakukan pengasapan atau fogging di lingkungan warga secara bergilir. Namun fogging tidak bisa sembarangan lantaran dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak dilakukan penelitian epidemologi terlebih dahulu.

"Jika ada warga terpapar DBD, tim puskesmas bersama kader akan memeriksa rumah korban hingga jarak 100 meter disekitarnya. Tapi jika tidak ditemukan jentik berarti bukan dari situ penularannya, jadi tidak perlu disemprot daerah itu," ungkapnya.

"Jadi pihak kami juga tidak sembarangan melakukan fogging, karena bisa memberikan dampak negatif jikalau salah. Selain itu, hingga saat ini pihak kami juga terus membagikan abate ke masyarakat" tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Regional
Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatuk Ambruk

Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatuk Ambruk

Regional
Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Regional
BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

Regional
Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Regional
Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com