KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti Sidang Senat Terbuka Universitas Negeri Gorontalo UNG), Rabu (28/9/2022) pagi.
Hal ini karena salah satu wisudawati sajana strata satu (S1) program studi kesehatan masyarakat bernama Kurnia Sari Imo Haremba (23) harus diwisuda lebih dulu karena harus mengantar jenazah ibunya kembali ke Papua.
Dengan mata yang sembab, Kurnia harus tetap hadir pada proses wisudanya.
“Kita sangat berduka. Ibu Ananda Nia seharusnya hadir di ruangan ini. Tapi, dia harus antar jenazah ibunya dulu ke Fak-Fak Papua,” ujar Sylva Flora Ninta Tarigan, Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dikutip dari TribunGorontalo.com.
Rektor UNG Dr Ir Eduart Wolok, ST MT (46 tahun) tak kuasa menahan air mata, dan sekitar 3.000 orang yang hadir pun hening dan duka saat prosesi pemindahan kuncir toga.
Baca juga: Polda Gorontalo Gelar Patroli, Imbau Masyarakat Waspada PMK
Kurnia Haremba yang seharusnya bahagia di hari wisudanya, menjadi duka saat sang ibu, Rahmah (61) meninggal pada Rabu (28/9/2022) dini hari, di UGD Rumah Sakit Bunda, Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Rahmah, ibunda Kurnia datang dari Fakfak, Papua Barat menuju Gorontalo, khusus menyaksikan putri bungsunya menjadi seorang sarjana.
Pada Jumat, (23/9/2022) Rahmah terbang dari Fak Fak. Papu menuju Sorong. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Setelah itu, pesawat transit sebelum melanjutkan perjalanan dengan pesawat Lion Air ke Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.
Dengan jauhnya perjalanan Rahmah, total dirinya menempuh jarak sekitar 1.178 km dengan melintasi 3 kota dan 8 provinsi.
Kurnia mengajak ibunya menginap di rumah kosnya di Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Ibunya merasa sangat lelah dan mengeluhkan kondisi kesehatannya yang sesak nafas dan merasa masuk angin.
Baca juga: Polda Gorontalo Pecat 4 Anggota yang Terlibat Pidana, Salah Satunya Seorang Polwan
Melihat kondisi kesehatan ibunya menurun, Rahmah dilarikan ke UGD Rumah Sakit Bunda Gorontalo, sekitar pukul 21.20 Wita.
Sang ibu didiagonisis dokter mengalami akumulasi gangguan penccernaan dan pernafasan.
“Mungkin lelah, stres, bahagia, asam lambungnya kambuh. Maa, saya mau lihat Mama melihat Nia wisuda,” ujar Nia.
Kurnia hanya bisa pasrah dan berdoa saat itu, namun takdir berkata bahwa sang ibu meninggal dunia pada pukul 01.21 Wita, sekitar 8 jam sebelum wisuda dilaksanakan.
Sepulang wisuda, Kurnia yang memakai toga membawa selembar ijazah dan bersimpuh di depan jenazah sang ibu di rumah kost.
Pada sore harinya, kurnia membawa ijazah dan mengantar jenazah kembali ke Sorong lalu ke Fak Fak, Papua.
Sylva Flora Ninta Tarigan Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo menyampaikan turut berduka cita atas meniggalnya orang tua Kurnia Sari Imo Haremba.
Baca juga: ASN Pemprov Gorontalo Diminta Mengecek Nama jika Terdaftar di Partai Politik
"Kami segenap Fakultas Olaraga kesehatan dan prodi kesehata masytakat turut berduka atas meningalnya orang tua kurnia" Ungkap syilva.
Artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Sebelum Wafat Ibunda Wisudawati Berprestasi Universitas Negeri Gorontalo, Tempuh 1,178 Km dari Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.