Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Main Hakim Sendiri, Pengeroyokan Pemukul "Driver" Ojol di Semarang yang Berujung Bui

Kompas.com - 29/09/2022, 10:47 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Polisi menyebut aksi pengeroyokan terhadap pelaku yang menganiaya driver ojek online (ojol) di Kota Semarang merupakan tindakan main hakim sendiri.

Sebelumnya, pelaku penganiayaan, KP, dikeroyok hingga akhirnya meninggal dunia usai dilarikan ke rumah sakit.

Para pengeroyok diketahui merupakan rekan seprofesi korban Hasto Priyo Wasono (54) warga Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan

Baca juga: Cerita Para Pengeroyok Pria yang Pukuli Driver Ojol di Semarang, Awalnya Berniat Bawa Pelaku ke Polsek

Duduk perkara

Awalnya, para pengeroyok pelaku itu hendak mengantarkan Hasto untuk melaporkan kasus penganiayaan yang dialaminya ke Polsek Pedurungan.

Hasto pun saat itu sedang mengambil hasil visum di RS Bhayangkara.

Namun, saat mendapat informasi keberadaan pelaku melalui grup WhatsApp, para pengeroyok bergegas melakukan pencarian untuk dibawa ke polsek.

Pengeroyok menemukan pelaku di Jalan Nogososro, Kelurahan Tlogosari Kulon.

Saat ditemui, pelaku yang telah menganiaya korban justru menolak menyerahkan diri ke kantor polisi.

Pelaku justru melakukan perlawanan dengan menodongkan satu bilah pisau sangkur lipat.

Berdasarkan rekaman CCTV, pelaku terlihat menodongkan pisau itu ke gerombolan driver ojol yang merupakan teman Hasto.

Baca juga: Keroyok Pelaku Penganiayaan Driver Ojol hingga Tewas, 3 Orang Ditangkap

Diancam pakai pisau

Salah satu pengeroyok, BS mengaku diancam pelaku dengan pisaunya.

Namun, BS menangkis todongan pisau itu dengan tangan kanannya hingga terluka di bagian tangan dan mulut.

Seketika itu juga, BS memukul kepala KP menggunakan helm.

Rekan ojol yang lain, NS memukul KP dengan bambu putih hingga pelaku jatuh tersungkur.

Lantas, aksi pengeroyokan pun tak terhindarkan.

Sejumlah driver ojol dan warga ikut menghajar KP hingga tak sadarkan diri.

Selanjutnya, saksi Andy Wibowo membawa KP ke Polsek Pedurungan lalu dilarikan ke RS Bhayangkara Semarang untuk penanganan medis.

Aksi main hakim sendiri

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyayangkan aksi main hakim sendiri dalam kasus pengeroyokan terhadap pelaku penganiayaan tersebut.

Kasus tersebut disebut menjadi pelajaran berharga bagi para pengeroyok yang saat ini sudah diamankan oleh kepolisian.

Irwan meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati jika ingin membantu penegak hukum menangkap pelaku.

"Dalam tugas penegakan hukum dan tugas kepolisian secara umum jangan sampai berakibat pada peristiwa seperti ini. Boleh menangkap tangan pelaku tapi diserahkan kepada petugas kepolisian, tidak boleh main hakim sendiri," kata Irwan, Selasa.

Baca juga: Kronologi Penganiaya Driver Ojol di Semarang Tewas Dikeroyok Rekan-rekan Korban, Diduga Balas Dendam

Dalam kasus tersebut, polisi telah mengamankan pengeroyok pelaku penganiayaan yang menyebabkan kematian.

Mereka yakni BS (45), NS (36), dan ZD (47).

Namun, sehari setelah ditangkap BS telah dibebaskan karena statusnya hanya sebagai saksi, sedangkan NS dan ZD telah ditetapkan tersangka.

Sementara itu, dalam kasus penganiayaan terhadap driver ojol di SPBU Majapahit yang sempat viral di media sosial terdapat dua pelaku.

Mereka yakni KP yang dikeroyok hingga meninggal setelah dirawat di rumah sakit dan AP yang masih diburu polisi.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah | Editor Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com