Di tengah perjalanan, ia memutuskan untuk singgah di sebuah desa yang saat ini dikenal dengan nama Desa "Nyamplungan".
Nama Nyamplungan merupakan nama panggilan lain Amir Hasan, yaitu Sunan Nyamplungan.
Penamaan nyamplung karena Amir membawa biji nyamplung yang akan ditanam di Kepulauan Karimunjawa nantinya.
Pada saat itu, Sunan Nyamplung ditemani dua pengawal mengamati hamparan pantai luas dengan pasir putih dengan air jernih di desa tersebut.
Saat menikmati pemandangan pantai yang indah, ia melihat karang-karang dan ikan berenang yang terlihat jelas dari atas permukaan laut.
Ia juga melihat banyak ikan bandeng yang berenang ke sana kemari sehingga memutuskan memberikan nama pantai tersebut dengan nama Pantai Bandengan.
Setelah selesai singgah di Pantai Bandengan, Amir Hasan dan para pengawalnya melanjutkan perjalanan ke Kepulauan Karimunjawa untuk melanjutkan studi Islamnya.
Sebelum tahun 1987, pantai ini dinamakan Tirta Samudra yang dikelola masyarakat sekitar. Setelah tahun 1987, pengelolaan pantai berpindah ke Pemerintah Kabupaten Jepara dengan melibatkan masyarakat setempat.
Cerita RA Kartini
Diceritakan, RA Kartini merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional yang kerap mengunjungi Pantai Bandengan.
Baca juga: Pantai Tanjung Gelam Karimunjawa, Indahnya Sunset Sempurna di Lautan
Pada liburan menjelang kenaikan kelas, Ny Ovink Soer bersama dengan suaminya mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan Pantai Bandengan.
Ovink Soer merupakan istri Asisten Residen Jepara.
Saat liburan itu, Ny Ovink Soer mengatakan bahwa Holland terdapat sebuah pantai yang hampir sama dengan Pantai bandengan dengan nama Klein Scheveningen.
Kemudian secara spontan setelah mendengan nama pantai itu, RA Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan dengan nama Klein Scheveningen.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan Pantai Bandengan akan dikenakan tarif tiket sebesar Rp 5.000 pada hari biasa dan Rp 7.000 pada akhir pekan.