KUPANG, KOMPAS.com - Usai dianiaya siswanya, Theresia Afrinsia Darna (53), guru SMA Negeri 9 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat libur beberapa hari dan tak mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Theresia mengaku, masih trauma dengan kejadian yang menimpanya, Rabu (21/9/2022).
"Saya rencana masuk mengajar pada hari Senin (26/9/2022)," ujar Theresia, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Minggu (25/9/2022).
Meski masih sakit dan trauma, lanjut Theresia, dia merasa memiliki tanggung jawab karena siswanya memasuki masa ujian tengah semester pada pekan ini.
Theresia pun berjanji lebih berhati-hati saat mengajar dan mengubah pola pendekatan pada siswa. Menurut Theresia, dia akan menjaga jarak dan posisi saat mengajar.
Hal itu dilakukannya untuk menghindari kekerasan fisik di dalam ruang kelas. Selain itu, dirinya akan mengubah pola pendekatan kepada para muridnya.
Baca juga: Siswa SMA di Kupang yang Pukul Guru Saat Pelajaran Dikeluarkan dari Sekolah
"Terus terang, saya masih trauma dengan kejadian itu. Sehingga saya akan ubah pola pendekatan dengan siswa. Saya tetap akan mengajar tetapi selalu waspada," ungkap dia.
Menurut dia, jika masih ada siswa nakal dalam kelas, maka cara pendekatan diubah agar siswa tidak memberikan reaksi berlebihan dan tak menganiaya guru.
Theresia menjelaskan pula soal sifat asli dari pelaku RJD (17) selama menjadi siswa di SMAN 9 Kota Kupang.
“Sejak kelas X, anaknya (RJD) baik dan pendiam. Dia tidak nakal. Kenakalannya muncul saat sudah kelas XII,” ungkapnya.
Setiap jam pelajaran, RJD suka bercerita saat guru mengajar. Bahkan RJD sering menyambung kata yang disebutkan guru, sehingga suasana proses belajar mengajar kurang kondusif. RJD juga suka masuk terlambat.
"Guru sudah 15 menit di ruang kelas barulah dia masuk ruang kelas padahal dia ada di sekitar lingkungan sekolah,” kata dia.