Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bilebante, Dulu Tambang Pasir Kini Jadi Tempat Plesir

Kompas.com - 24/09/2022, 14:24 WIB
Rachmawati

Editor

 

Gowes Keliling Desa

Kemudian, pada 2017 lembaga sosiopreneur Institute of Social Economic Digital (ISED) menggelar pelatihan literasi pengelolaan keuangan yang benar bagi ibu-ibu rumah tangga.

Pahrul dan masyarakat Desa Bilebante kemudian bersepakat untuk mengembangkan segenap potensi di desa mereka menjadi objek wisata. Tujuannya, untuk peningkatan kesejahteraan bersama.

Wisata bersepeda keliling desa menjadi awal percontohannya.

Dimulai dari depan Kantor Sekretariat Desa Wisata Bilebante, wisatawan akan melintasi permukiman warga dan lanjut melewati jalan setapak yang membelah hamparan sawah.

Baca juga: Dongkrak Ekonomi, Pemkab Gunungkidul Resmikan Desa Wisata Candirejo

Lalu singgah ke kawasan masyarakat Hindu untuk belajar budaya mereka.

Di kawasan ini juga wisatawan juga bisa mampir ke Pura Lingsar Kelod, tempat ibadat umat Hindu tertua di Lombok Tengah yang telah berdiri sejak tahun 1822 lampau.

Pengunjung juga akan disuguhi musik tradisional bale ganjur dari masyarakat Bilebante beragama Hindu.

Jenis wisata gowes sepeda ini sempat viral beberapa waktu lalu dan begitu diminati warga lokal Lombok, turis Nusantara serta asing.

Pasar Pancingan

Tempat wisata bernama Desa Wisata Bilebante di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah)dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah Tempat wisata bernama Desa Wisata Bilebante di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah)
Proyek percontohan tak berhenti sampai di gowes sepeda itu saja.

Pokdarwis Bilebante bersama komunitas anak-anak muda GeneProyek percontohan tak berhenti sampai di gowes sepeda karena Pokdarwis Bilebante juga menciptakan Pasar Pancingan yang beroperasi tiap hari Minggu.rasi Pesona Indonesia (Genpi) kemudian mencoba membangun sebuah atraksi baru yang menarik wisatawan sekaligus mengangkat potensi desa.

Lalu terciptalah Pasar Pancingan yang beroperasi tiap hari Minggu mulai jam 7 pagi hinga 14.00 Wita.

Modelnya meniru pasar pekan yang masih dapat dijumpai di sejumlah desa di di Lombok.

Lapak berjualannya pun dibuat dari bilah-bilah bambu dan alang-alang dan para penjualnya berpakaian khas Sasak, suku asli Pulau Lombok.

Baca juga: 11 Tempat Wisata Pantai di Aceh, Air Lautnya Biru Jernih

Bedanya, di Pasar Pancingan wisatawan juga bisa memancing di kolam pemancingan dari bekas lubang galian pasir sebagai daya tarik utama.

Di pasar tersebut, wisatawan bisa mencicipi lebih dari 30 kuliner khas masyarakat Sasak seperti ayam merangkat atau gulai ayam kampung yang dagingnya telah dibakar, ebatan atau salad, clorot atau dodol Lombok dibalut daun kelapa, plecing kangkung, dan ayam taliwang.

Wadah tempat makan menggunakan daun pisang dan alat transaksinya memakai uang kepeng.

Harga kuliner yang ditawarkan sangat bersahabat. Apabila pengunjung ingin bertransaksi, harus menukar uang di tempat penukaran uang.

Baca juga: Momen G20, Kunjungan ke 3 Destinasi Wisata di Belitung Pecah Rekor

Pengelola menyediakan uang kepeng dengan nilai dari 2,5, 5, dan 10. Uang kepeng 2,5 bernilai Rp2.500, kepeng 5 bernilai Rp5.000 dan kepeng 10 bernilai Rp10.000.

Bila uang kepeng masih sisa, dapat menukar kembali sisanya di tempat yang sama untuk menjadi uang biasa. Sebelum pandemi menerjang, pasar ini dikunjungi oleh sedikitnya 800 orang, umumnya warga seputar Lombok dan turis Nusantara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Utara, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Utara, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Papua Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Papua Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bengkulu, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bengkulu, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jambi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jambi, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Lampung, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Lampung, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banten, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banten, 29 Maret 2024

Regional
Soal Program Ferienjob di Jerman, Kampus Udinus Sebut Sudah Minta Rekomendasi ke LLDIKTI VI

Soal Program Ferienjob di Jerman, Kampus Udinus Sebut Sudah Minta Rekomendasi ke LLDIKTI VI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com