Dalam falsafah Hindu, simbol pertemuan purusa (pria) dan radana (perempuan) akan memberikan kesejahteraan bagi kehidupan manusia.
Bangunan monumen juga dilandasi oleh kisah pemutaran Mandara Giri dengan sumber Kitab Adi Parwa, kisah pertama dalam epos Mahabarata.
Melalui kisah Gunung Mandara, para pencetus Monumen Bajra Sandhi berpesan kepada generasi muda bahwa keberhasilan hanya dapat dicapai dengan kerja keras, ketekunan, keuletan, dan gotong royong.
Bangunan yang berbentuk segi delapan melambangkan kekuasaan Tuhan Yang Maha esa.
Selain itu, monumen memiliki anak tangga di depan pintu berjumlah 17, kemudian 8 tiang agung di dalam gedung monumen, dan tinggi monumen 45 meter.
Angka tersebut merujuk pada hasil perjuangan rakyat Indonesia berupa kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Baca juga: Itinerary Wisata 3 Hari 2 Malam di Denpasar, Ada Monumen Bajra Sandhi
Secara horisontal, monumen berbentuk bujur sangkar yang mengacu pada konsep Tri Mandala. Pertama, Nista Mandala berupa pelataran luar yang mengelilingi monumen.
Kedua, Madia Mandala berupa pelataran yang dikelilingi oleh pagar bangunan dilengkapi pintu gerbang. Ketiga, Utama Mandala berupa inti bangunan yang dikelilingi oleh telaga.
Secara vertikal, bangunan mengambil konsep Tri Angga. Pertama, Nistaining Utama Mandala adalah lantai gedung monumen terbawah.
Kedua, Madianing Utama Mandala adalah lantai k berisi 33 diorama. Ketiga, Utamaning Utama Mandala berupa lantai teratas dimana wisatawan dapat melihat Kota Denpasar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.