SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, lekat dengan cerita sejarah masa kolonial Belanda.
Tidak hanya peninggalan gedung-gedung di Kota Lama, ternyata masa kolonial Belanda juga meninggalkan jejak peristiwa yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Salah satunya, pagelaran Pasar Sentiling dalam Festival Kota Lama (FKL) Semarang.
Baca juga: Dukung UMKM, Pasar Sentiling Hadir Jadi Pusat Oleh-oleh di Kota Lama Semarang
Usut punya usut, ada cerita menarik dibalik penaaman Pasar Sentiling Semarang. Pada 1914 silam, terdapat perhelatan akbar yang diadakan oleh kepemimpinan pemerintah Hindia Belanda di Kota Semarang.
Pameran tersebut digelar meriah dengan skala Internasional. Tentu, dihadiri oleh beberapa negara besar dari Benua Eropa, Asia, bahkan negara jajahan Belanda.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu penggagas Pasar Sentiling, Yeni.
Lebih jelas Yeni menuturkan, dulunya, pameran teresebut dinamai oleh Belanda dengan sebutan Koloniale Tentoonstelling.
Lantaran banyak pribumi yang tidak cakap mengeja dengan benar, maka disebutlah Sentiling.
"Pameran dunia yang terkenal sekali. Tapi orang tidak bisa ngomong Toonstelling, jadinya Sentiling. Jadi kita pakai nama Pasar Sentiling dari peristiwa itu," jelas Yeni saat ditemui Kompas.com di Pasar Sentiling, Rabu (21/9/2022).
Baca juga: Ternyata Ini Sejarah Pasar Sentiling di Festival Kota Lama Semarang
Di samping itu, Koloniale Tentoonstelling saat itu digelar dalam rangka merayakan 100 tahun kemenangan Belanda dari kekuasaan Perancis.
Sehingga, pagelaran tersebut dilaksanakan dengan waktu yang panjang.
Sama halnya Pasar Sentiling di Festival Kota Lama (FKL) Semarang 2022 kali ini. Beragam kuliner legendaris dari seluruh Nusantara Kota Lama Semarang selama 11 hari dari tanggal 15 hingga 25 September 2022.
Yeni menyebut, terdapat 51 stand kuliner dari Semarang dan beberapa makanan legendaris dari Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Jakarta yang disajikan di Metropoint Kota Lama Semarang.
"Kita mengedepankan heritage, bagaimana melestarikan Kota Lama. Jadi kita bisa ikut mengangkat dari makanannya. Sehingga yang hadir disini legendaris dan sudah dikurasi," tutur Yeni.
Kuliner legenderis tersebut di antaranya, Gudeg Yu Djum Yogyakarta, Sate Kambing Pak H. Bejo Solo, Toko Oen, Soto Betawi H. Agus Barito, Es Garut 27, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Pasar Sentiling Festival Kota Lama Semarang 2016 Digelar Lebih Meriah