Menurut dia, bom ikan yang berhasil diamankan memiliki unsur ledakan yang berbahaya sehingga bisa mengancam nyawa orang banyak.
"Kita yakin ini tidak hanya satu, pasti ada yang lain. Kalau sampai ke tengah masyarakat pasti banyak yang jadi korban, kita akan kejar terus yang bawa itu," tutur Ramdani.
Baca juga: Jelang Demo Dukung Gubernur Papua, Ratusan Aparat Lakukan Penyekatan Massa dari Sentani
Sementara Danrem 172/PWY Brigjen Inf J.O Sembiring berharap aksi unjuk rasa tidak lagi dilakukan karena kasus yang dialami Gubernur Papua Lukas Enembe sudah menjadi kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia mengaku aspirasi massa yang disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua belum diketahui akan di bawa kemana.
"Saya kemarin sudah telepon Ketua DPR Papua, apa yang akan dilakukan kalau mereka (massa) menuntut, saya tidak bisa intervensi katanya, terus kenapa aksi ke DPR? Jadi ke depan kita berharap tidak ada aksi massa, tapi kalau ada aspirasi kita siap menjaga keamanannya," kata dia.
Baca juga: Di Masa Depan, Orang Papua Harus Mengelola Emas Sendiri
Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa yang dilakukan Koalisi Rakyat Papua di Taman Imbi, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, berlangsung tertib di tengah guyuran hujan ringan, Selasa (20/9/2022).
Massa tiba di lokasi aksi dengan menggunakan truk dan kendaraan sewa.
Dengan tema 'Save Gubernur Papua', para koordinator yang memimpin ratusan massa bergantian berorasi di atas truk.
Mereka menganggap penetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai bentuk kriminalisasi oleh pihak yang ingin mengambil alih kekuasaan di Papua.
Total ada dua ruas jalan yang disekat polisi, yaitu batas antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, serta kawasan Dok V Distrik Jayapura Utara.
Selain itu, ratusan massa tetap berkumpul di Taman Imbi dan melakukan unjuk rasa terkait kasus hukum yang tengah dihadapi Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Kita tadi laksanakan sekat-sekat karena kita menemukan barang-barang berbahaya, seperti badik kita temukan enam, maka itu kita lakukan sekat-sekat," ujar Ramdani di Jayapura, Selasa (20/9/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.