Tujuan pembacaan mantera supaya roh halus masuk ke dalam tubuh penari. Sehingga dengan mata terpejam, penari dapat mengikuti arahan pawang dengan irama gending.
Baca juga: Mistisnya Ritual Tari Seblang Bakungan di Banyuwangi...
Tarian akan dilakukan selama enam sampai tujuh jam. Setelah kerasukan, penari akan berputar di atas panggung bundar selama tiga hingga empat kali secara terus-menerus.
Sesekali, para tetua desa akan mengikuti penari di belakang.
Penari menari dengan iringan gamelan dan nyanyian yang dibawakan oleh sinden.
Setelah itu akan digelar pembagian kembang tujuh rupa yang konon dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan membuang sial.
Penari akan menggunakan semacam mahkota yang disebut omprog terbuat pucuk daun pisang kapok yang dihiasi berbagai bunga yang berbau wangi.
Proses pembuatan omprog secara magis dengan pembakaran dupa sebagai pelengkapnya.
Kemudian, mahkota dipasang melingkar di kepala penari hingga menutup sebagian wajah penari.
Tetua adat akan mengasapi penari Seblang dengan dupa sambil mengucapkan sejumlah mantera supaya roh leluhur masuk ke dalam tubuh penari.
Proses masuknya roh diiringi dengan Gending Lukinto. Gending ini dipercaya masyarakat untuk mendatangkan roh halus dalam ritual Seblang.
Untuk memastikan roh sudah masuk ke dalam tubuh penari, tetua adat cukup menggoyangkan tubuh penari ke kanan dan ke kiri.
Jika nampan bambu yang dibawa penari terjatuh dan badan penari terjungkal ke belakang, maka roh sudah masuk ke dalam tubuh penari.
Ada perbedaan busana yang digunakan penari Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan.
Baca juga: Mepe Kasur, Tradisi Suku Osing Kemiren Banyuwangi Jelang Idul Adha
Penari Seblang Olehsari, omprog yang digunakan berupa pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari.
Pada bagian atas diberi bunga-bunga segar yang diambil dari sekitar pemakaman dan kaca kecil yang diletakkan di tengah omprog.