GORONTALO, KOMPAS.com – Tarsius Gorontalo atau Jatna’s Tarsier (Tarsius supriatnai) telah ditetapkan sebagai maskot Asian Mini Football Championship 2023 yang akan berlangsung di Provinsi Gorontalo.
Penetapan satwa endemik yang hidup di wilayah Gorontalo bagian barat hingga sebagian wilayah Provinsi Sulawesi Tengah ini berbarengan dengan logo turnamen yang baru, yaitu Gorontalo Bisa Olo.
Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer menjelaskan, tarsius adalah jenis satwa unik dan menarik yang menjadi salah satu primata terkecil di dunia dengan berat maksimum 120 gram.
Baca juga: Tarsius, Primata Terkecil di Dunia nan Romantis dari Sulawesi, Hidup Sendiri Jika Pasangannya Mati
Terdapat 11 spesies tarsius di Pulau Sulawesi, dengan spesies terakhir yang ditemukan pada 2017 adalah Tarsius supriatnai yang hanya hidup di wilayah Goronatlo hingga bagian Sulawesi tengah yang berbatasan dengan Gorontalo.
“Terkait penyelenggaraan Asian Mini Football Championship 2023 mendatang, kami memilih Tarsius Supriatnai sebagai maskot. Maskot ini kami beri nama Tarsilo yang merupakan singkatan Tarsius Gorontalo karena memang spesies ini hanya ada di Gorontalo,” kata Hamka Hendra Noer penjabat Guberenur Gorontalo saat peluncuran maskot dan logo Asian Mini Football Championship 2023 Jumat lalu.
Hamka menuturkan, Tarsilo adalah satwa yang memiliki karakter cerdas dan tangkas, cepat dan tepat, waspada dan teliti, komunikatif, serta setia.
Karakter Tarsilo inilah yang dijadikan sebagai alasan untuk menjadikannya sebagai maskot Asian Mini Football Championship 2023 yang dinilai mewakili spirit olahraga.
“Kami berharap Gorontalo akan menjadi kota olahraga unggulan melalui berbagai kegiatan berskala internasional yang akan diselenggarakan tahun depan,” ujar Hamka Noer.
Dalam laman daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) ditulis status satwa ini adalah vulnerable (Vu) atau rentan, satwa ini keberadaannya di alam mengalami penurunan populasi.
Baca juga: Studi Ungkap Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Mampu Bernyanyi dengan Nada Tinggi
Dalam lama ini juga ditulis belum banyak penelitian satwa ini di lapangan. Spesies memiliki habitat hidup di hutan primer, sekunder dan bakau, dan berbagai habitat lain yang terdapat semak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.