Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Yogyakarta Mengembalikan "Remiten" dari Mahasiswa

Kompas.com - 19/09/2022, 10:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MASA normal baru atau pascapandemic, situasi perekonomian nasional mulai stabil dan dampaknya kemiskinan mulai turun.

Data BPS, ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 tumbuh sebesar 5,44 persen (y-on-y).

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,74 persen.

Ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,72 persen (q-to-q).

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,15 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,00 persen.

Data BPS pada pertengahan Juli 2022 menunjukkan, persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 9,54 persen, menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, menurun 0,34 juta orang terhadap September 2021 dan menurun 1,38 juta orang terhadap Maret 2021.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2021 sebesar 7,60 persen, turun menjadi 7,50 persen pada Maret 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2021 sebesar 12,53 persen, turun menjadi 12,29 persen pada Maret 2022.

Dibanding September 2021, jumlah penduduk miskin Maret 2022 perkotaan turun sebanyak 0,04 juta orang (dari 11,86 juta orang pada September 2021 menjadi 11,82 juta orang pada Maret 2022).

Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,30 juta orang (dari 14,64 juta orang pada September 2021 menjadi 14,34 juta orang pada Maret 2022).

Terjadi korelasi positif pertumbuahan ekonomi nasional dengan penurunan kemiskinan. Situasi demikian menunjukkan harapan besar terjadinya pemulihan masyarakat lebih cepat pada fase normal baru.

Ekonomi Yogyakarta Pascapandemi

Seperti kondisi perekonomian nasional, situsi perekonomian lokal DI. Yogyakarta menunjukkan trend positif. Ini bisa dipahami dari data BPS, 2022 berikut.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Melihat secara umum, pertumbuhan ekonomi Yogya (quarter to quarter) berangsur pulih hingga triwulan II 2022.

Data dari BPS menyatakan adanya fluktuasi selama triwulan I 2020 hingga triwulan II 2022.

Angka tertinggi pada data ini adalah pada Triwulan II 2021 sebesar 11 persen, namun turun kembali hingga angka 2 persen pada Triwulan III 2021. Data terakhir menunjukkan Triwulan II 2022 berada di angka 5,2 persen.

2. Kemiskinan

Angka kemiskinan lokal DI.Yogyakarta juga mengalami penurunan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi lokal. Pada masa pandemi, angka kemiskinan cenderung naik, sebaliknya pada masa normal baru, angka kemiskinan terus menurun.

Pada semester I (Maret) 2020 hingga Semester I (Maret) 2021 menunjukkan kenaikan angka jumlah penduduk miskin dari angka 475.000 jiwa menuju angka 506.000 jiwa di daerah perkotaan dan pedesaaan.

Namun terjadi penurunan dari Semester I 2021 hingga Semester I 2022 dari angka 506.000 jiwa menuju angka 454.000 jiwa. Angka ini menunjukkan DIY bertahap menuju pada pemulihan penuh pada kondisi perekonomiannya.

3. Kontradiksi

Terjadi kontradisi ketika indikator pertumbuhan ekonomi nasional maupun lokal naik dan kemiskinan turunan, Gini Rasio (GR) ‘bermasalah”. GR yang dimaksud tingkat ketimpangan pengeluaran secara menyeluruh.

Yang menjadi PR pada Pemulihan Ekonomi Nasional adalah berada pada angka index gini yang menunjukkan sedikit kenaikan lagi ada semester I (maret) 2022, yang sebelumnya berhasil turun dari semester I (maret) 2021 ke semester II (September) 2021 dari angka 0,44 menuju angka 0,43

4. Inflasi

Tingkat Inflasi secara tahunan per than 2018 hingga tahun 2019 masih mengalami kenaikan kisaran angka 2 persen.

Namun pandemi covid-19 membuat tingkat-tingkat harga berjatuhan dan membuat Inflasi menjadi turun hingga menyentuh angka 1,4 persen. Adanya pemulihan ekonomi nasional membuat inflasi pada akhir tahun 2021 berada kembali pada angka 2,29 persen.

5. Pengangguran

Pemulihan Ekonomi Nasional nampaknya juga berhasil menekan angka pengangguran. Pada Agustus 2021 berada di angka 4,56 persen lalu menurun hingga angka 3,73 persen.

Seperti data yang terlihat pada data BPS dari awal Februari 2020 hingga Agustus 2021, angka pengangguran masih mengalami kenaikan pada angka 3,38 persen menuju angka 4,56 persen.

Peran ekonomi mahasiswa migran

Data Statistik Pendidikan Tinggi tahun 2020 menunjukkan, ada 107 PTN/PTS yang menampung 369.831 mahasiswa.

Diperkirakan 60 persen atau sekitar 200.000-an mahasisa di Yogyakarta berasal dari luar kota di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi.

Survei Bank Indonesia tahun 2020, pengeluaran biaya mahasiswa di DIY mencapai Rp 17,2 triliun per tahun atau setara dengan 12,2 persen PDRB DIY.

Data Bank Indonesia menunjukkan, rata-rata biaya hidup mahasiswa Program Studi Diploma dan Sarjana di DIY mencapai Rp 2,92 juta – Rp 3 juta per bulan.

Pengeluaran mahasiswa tersebut bahkan lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY 2020 sebesar Rp 1,7 juta.

Selama kuliah daring, mahasiswa dari luar kota Yogyakarta, belajar di rumah masing-masing di daerahnya. Maka Yogyakarta kehilangan "remiten" dari pelajar dan mahasiswa luar kota Yogyakarta sekitar Rp 27 miliar per hari.

Dengan kuliah PTM, maka UWM bersama PTN dan PTS lain di Yogyakarta membantu untuk mengembalikan pendapatan masyarakat yang “hilang”selama masa kuliah daring. Langkah demikian mengurangi pengangguran dan potensi kemiskinan di Yogyakarta.

Komponen belanja para mahasiswa, alokasi terbesar untuk belanja makan dan minum sebagai kebutuhan utama dengan porsi 30,2 persen pengeluaran mahasiswa.

Kemudian tambahan pengeluaran untuk gaya hidup atau lifestyle yang mencapai 24,6 persen pengeluaran mahasiswa dan sewa pondokan dengan porsi 20,1 persen.

Gerai dan warung-warung makan dan minum ini segera kembali dipadati oleh para mahasiswa.

Suasana ini akan mengerek perekonomian para pengusaha mikro, kecil, dan menengah di sektor makanan dan minuman.

Ekonomi warga bergerak, sehingga dinamika perekonomian lokal meningkat dan kesejahteraan warga Yogyakarta ikut terdongkrak.

Potensi belanja makan dan minum di warung-warung dan gerai modern lainnya sejalan dengan strategi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi dalam program PC PEN oleh Kementerian Ekonomi.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi daerah pelajar seperti Yogyakarta, akan berdampak positif untuk pemulihan ekonomi lokal.

Kehadiran mahasiswa secara fisik ke kota ini akan mengisi lagi kos-kosan, rumah sewa yang selama dua tahun tanpa penghuni.

Begitu juga ekonomi kecil yang dikelola warga. Sebagian warung-warung makan tutup pada masa pandemi, saat ini mulai dibuka lagi karena para konsumen, yang sebagian besar mahasiswa, mulai datang.

Sektor konsumsi massal ini bisa mendorong pemulihan ekonomi lokal lebih cepat, yang dibantu antara lain dari “remiten” atau semacam belanja rutin mahasiswa dari luar Yogyakarta.

Sesuai Program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) yang dicanangkan pemerintah, terdapat tiga langkah strategis yang diinisiasi Kementerian Ekonomi, yaitu peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter.

Kebijakan tersebut dilaksanakan secara bersamaan dengan sinergi antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait, termasuk di dalamnya PT. PEN dilakukan simultan sejak 2021 dan berlanjut sampai tahun ini, dengan pendanaan khusus dari pemerintah.

Berkaitan dengan program peningkatan konsumsi, PTM di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS) serta di seluruh level sekolah di Yogyakarta sangat strategis perannya untuk memulihkan perekonomian lokal DIY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com