Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Yogyakarta Mengembalikan "Remiten" dari Mahasiswa

Kompas.com - 19/09/2022, 10:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Diperkirakan 60 persen atau sekitar 200.000-an mahasisa di Yogyakarta berasal dari luar kota di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi.

Survei Bank Indonesia tahun 2020, pengeluaran biaya mahasiswa di DIY mencapai Rp 17,2 triliun per tahun atau setara dengan 12,2 persen PDRB DIY.

Data Bank Indonesia menunjukkan, rata-rata biaya hidup mahasiswa Program Studi Diploma dan Sarjana di DIY mencapai Rp 2,92 juta – Rp 3 juta per bulan.

Pengeluaran mahasiswa tersebut bahkan lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY 2020 sebesar Rp 1,7 juta.

Selama kuliah daring, mahasiswa dari luar kota Yogyakarta, belajar di rumah masing-masing di daerahnya. Maka Yogyakarta kehilangan "remiten" dari pelajar dan mahasiswa luar kota Yogyakarta sekitar Rp 27 miliar per hari.

Dengan kuliah PTM, maka UWM bersama PTN dan PTS lain di Yogyakarta membantu untuk mengembalikan pendapatan masyarakat yang “hilang”selama masa kuliah daring. Langkah demikian mengurangi pengangguran dan potensi kemiskinan di Yogyakarta.

Komponen belanja para mahasiswa, alokasi terbesar untuk belanja makan dan minum sebagai kebutuhan utama dengan porsi 30,2 persen pengeluaran mahasiswa.

Kemudian tambahan pengeluaran untuk gaya hidup atau lifestyle yang mencapai 24,6 persen pengeluaran mahasiswa dan sewa pondokan dengan porsi 20,1 persen.

Gerai dan warung-warung makan dan minum ini segera kembali dipadati oleh para mahasiswa.

Suasana ini akan mengerek perekonomian para pengusaha mikro, kecil, dan menengah di sektor makanan dan minuman.

Ekonomi warga bergerak, sehingga dinamika perekonomian lokal meningkat dan kesejahteraan warga Yogyakarta ikut terdongkrak.

Potensi belanja makan dan minum di warung-warung dan gerai modern lainnya sejalan dengan strategi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi dalam program PC PEN oleh Kementerian Ekonomi.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi daerah pelajar seperti Yogyakarta, akan berdampak positif untuk pemulihan ekonomi lokal.

Kehadiran mahasiswa secara fisik ke kota ini akan mengisi lagi kos-kosan, rumah sewa yang selama dua tahun tanpa penghuni.

Begitu juga ekonomi kecil yang dikelola warga. Sebagian warung-warung makan tutup pada masa pandemi, saat ini mulai dibuka lagi karena para konsumen, yang sebagian besar mahasiswa, mulai datang.

Sektor konsumsi massal ini bisa mendorong pemulihan ekonomi lokal lebih cepat, yang dibantu antara lain dari “remiten” atau semacam belanja rutin mahasiswa dari luar Yogyakarta.

Sesuai Program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) yang dicanangkan pemerintah, terdapat tiga langkah strategis yang diinisiasi Kementerian Ekonomi, yaitu peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter.

Kebijakan tersebut dilaksanakan secara bersamaan dengan sinergi antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait, termasuk di dalamnya PT. PEN dilakukan simultan sejak 2021 dan berlanjut sampai tahun ini, dengan pendanaan khusus dari pemerintah.

Berkaitan dengan program peningkatan konsumsi, PTM di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS) serta di seluruh level sekolah di Yogyakarta sangat strategis perannya untuk memulihkan perekonomian lokal DIY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com