Dari variasi tersebut, lahir pula effect yang masih terus berkembang hingga sekarang. Bahkan, jumlanya pun tidak bisa dipastikan.
"Variasinya tak terhingga. Karena per orang punya pattern dan teknik yang berbeda. Berkembang terus tidak bisa distop," tutur Emboth.
Sejak tahun 2013, Emboth bergabung di Komunitas Beatbox Semarang ini.
Baca juga: Organisasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dunia Akui Alat Musik Sasando dari Indonesia
Berbagai zaman dilewati, berkembang pula dirinya dengan pembawaan teknik yang khas dan unik.
Tak heran, dirinya banyak meraih prestasi kejuaran beatbox dan beberapa kali berkesempatan menjadi juri perlombaan.
Sementara itu, salah satu anggota BCOS, Reza, manganggap komunitas satu ini sebagai tempat berkembang, bertumbuh, dan meningkatkan kemampuan diri.
Mahasiswa Universitas Pelita Nusantara itu menuturkan, beatbox telah membuat dirinya bisa memainkan sejumlah genre lagu. Di antaranya, trap, drill, bush music, graim, dop step, dan masih banyak lagi.
"Kita berkembang, juga ngikutin perkembangan musik. Kalau sekarang yang masih hype digemari anak-anak beatbox itu genre drill," tutur Reza.
Sebagai beatboxer, dirinya mengaku, perlu banyak berlatih agar kemampuannya tetap terasah.
Mengingat, seiring berjalannya waktu, semakin bertambah pula pehobi dan pegiat beatbox di seluruh Indonesia, khususnya di Kota Semarang.
"Pasti setiap beatboxer juga punya keunikan dan karakter masing-masing, jarang yang sama. Makanya harus konsisten," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.