BIMA, KOMPAS.com - Sebanyak lima rumah panggung di Desa Tolouwi, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima ludes terbakar, Jumat (16/9/2022) dini hari. Kebakaran hebat ini diduga akibat ledakan kompor gas.
Saat kebakaran terjadi, warga sekitar sempat berusaha memadamkan kobaran api dengan peralatan seadannya. Namun, embusan angin kencang membuat api dengan cepat menjalar ke rumah lain.
Baca juga: 5 Rumah di Bima Terbakar, Diduga akibat Ledakan Tabung Elpiji
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima Bambang Hermawan membenarkan, kebakaran itu.
Ia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Namun, lima rumah warga ludes terbakar.
"Peristiwa kebakaran ini terjadi sekitar 00.30 Wita, bertempat di RT 004/RW 002 Dusun Ngaro, Desa Tolouwi. Dugaan sementara kebakaran yang menghanguskan lima unit tersebut akibat ledakan kompor gas di salah satu rumah warga, sehingga api dengan cepat menjalar ke rumah yang lainnya," kata Bambang saat dikonfirmasi, Jumat.
Bambang mengaku tak ada mobil pemadam kebakaran diterjunkan saat peristiwa itu terjadi. Sehingga, api sulit dipadamkan.
Akibatnya, pemilik rumah hanya bisa menyaksikan bangunan ludes terbakar beserta isinya.
"Dalam peristiwa kebakaran tersebut tidak ada bantuan dari pihak Dinas Pemadam kebakaran, sehingga masyarakat merasa kecewa. Pemilik rumah hanya mengandalkan bantuan warga bersama Babinsa memadamkan api dengan peralatan seadannya," ujarnya.
Untuk memadamkan api, warga sekitar hanya mengandalkan ember. Setelah dua jam berjibaku, warga dan babinsa setempat memadamkan api dengan peralatan seadanya.
"Pukul 02.00 Wita, api dapat dipadamkan total oleh masyarakat setempat," tutur Bambang.
Dia memperkirakan kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai ratusan juta. Hal ini membuat pihak keluarga hanya menyisakan pakaian di badan.
"Kerugian diperkirakan sekitar Rp 400 juta," kata dia.
Adapun data pemilik rumah yang terbakar masing-masing Ibrahiim Suaeb, Alamsah M Said, Salmi Burhan, Sukarno Hasan, dan Hadijah Hasan.
Kini, lima kepala keluarga yang menghuni sejumlah rumah yang terbakar itu telah mengungsi sementara di rumah tetangga atau kerabat.
Bambang menjelaskan, para korban kebakaran membutuhkan pakaian hingga seragam sekolah untuk anak-anak. Hal ini dikarenakan tidak ada lagi harta benda mereka yang tersisa dari amukan api.
Baca juga: Tak Ikut Upacara, Siswi SD di Bima Dicabuli Tukang Rumput di Sekolah, Keluarga Marah Blokade Jalan
Kebutuhan seragam sekolah menjadi mendesak agar anak-anak yang terdampak kebakaran tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Yang dibutuhkan oleh korban sekarang adalah pakaian dan seragam sekolah SD sampai SMA," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.