Menghadapi turnamen Internasional, Akiat menjalani latihan-latihan yang tidak sederhana. Setiap pagi, Akiat menggayuh sepeda dari Maribaya sampai ke Lembang.
Sorenya, dia berlatih main layangan. Sementara di malam hari, dia berenang dua kali dalam seminggu.
Khusus Jumat hingga mingggu di sore hari, Akiat berlari ke hutan atau gunung, sesekali fitness di pusat kebugaran.
Berkat latihannya, Akiat pun sukses menjadi juara dunia kompetisi layang-layang di Kota Dieppe, Perancis dan Juara I di Kejuaraan Layang-Layang Internasional di Kota Saclay, Perancis pada 1998.
Baca juga: The Great Asia Africa Lembang Bandung Barat: Harga Tiket, Syarat Masuk, Jadwal Buka, serta Review
Di tahun 2000, dia juga menjadi Juara I di Kejuaran Dunia Layang-Layang di Kota Pyneneens, Perancis.
Kemudian 2002, Juara III di Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis. Tahun 2004, Juara I di Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Perancis.
Akiat berharap, seiring perkembangan zaman, layang-layang seharusnya masih tetap diminati meski tergerus teknologi.
“Menurut saya, orang di sini menganggap main layangan itu mainan anak kecil. Padahal, layang-layang bisa mengasah otak kanan dan kiri juga. Mainnya juga pakai feeling dan harus paham teorinya," pungkas Akiat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.