AMBON, KOMPAS.com- Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh sejumlah elemen mahasiswa di Langgur, Maluku Tenggara, berakhir ricuh.
Aksi demo yang dipusatkan di Desa Langgur, Kecamatan Kei Kecil tepatnya di taman Watdek itu berlangsung saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dan rombongan di Maluku Tenggara pada Rabu (14/9/2022).
Aksi berakhir ricuh setelah warga bersama polisi dan petugas Satpol PP memaksa membubarkan para mahasiswa.
Baca juga: Kecewa Desanya Tak Dilewati Rombongan Mobil Presiden, Warga Maluku Tenggara Marah dan Blokade Jalan
Dalam kericuhan itu, puluhan mahasiswa dikabarkan terluka, termasuk belasan anggota HMI Cabang Tual.
“Ada 12 kader HMI yang terluka, kebanyakan memar dan satu kader kami yang parah, saya sendiri ikut dipukul dan ditendang,” kata Ketua Umum HMI Cabang Tual Ali Hanafi kepada Kompas.com via telepon, Kamis (15/9/2022).
Ali Hanafi mengatakan lima hari sebelum aksi dilakukan, mereka telah menyampaikan pemberitahuan ke Polres Maluku Tenggara akan melakukan aksi demo menolak kenaikan harga BBM.
Namun saat aksi hendak berlangsung, muncul isu di masyarakat bahwa mahasiswa menolak kedatangan Presiden Jokowi di wilayah itu.
Baca juga: Saat Mobil Presiden Jokowi Dikerumuni Warga di Maluku Tenggara, Paspampres Sempat Kewalahan
Menurut Ali, saat sedang bersiap untuk melakukan demonstrasi, peserta aksi kemudian didatangi warga dan polisi serta petugas Satpol PP. Mereka langsung memaksa mahasiswa untuk membubarkan aksi demo
“Mereka paksa kita bubarkan aksi demo, setelah itu mereka memukuli kami bukan hanya warga yang mengeroyok tapi juga polisi dan Satpol PP berpakaian dinas lengkap, mereka memukul dan menendang peserta aksi,” ungkapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.