SEMARANG, KOMPAS.com - Terhitung sejak 2015 Maria Magdalena merawat anak-anak telantar yang terlahir dengan HIV/AIDS. Penggerak Yayasan Rumah Aira telah membulatkan tekad untuk mengadopsi anak asuh secara hukum.
Pasalnya, perempuan single parent dengan tiga anak itu tak tega melihat anak-anak ditelantarkan atau dibuang begitu saja.
“Kayak gini ada orangtua atau keluarga yang enggak mau ngurus karena takut tertular atau stigma masyarakat, tapi kalau sembuh mereka mau ambil,” ujar perempuan penyayang anak kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2022).
Tanpa ragu, Lena menunjukkan ketegasannya bahwa bila sejak awal orangtua benar-benar tak mau mengakui anaknya maka ia akan mengadopsinya.
“Enak aja sudah besar, sehat, terus tiba-tiba datang mau minta anak saya dan ngaku orangtua. Anak itu bukan barang yang bisa diombang-ambingkan ke sana kemari. Kalau memang mau lepas, ya lepaskan. Biar jadi anak saya,” ungkapnya menggebu.
Kemantapan pilihan itu tak lepas dari dukungan positif keluarga dan orang sekitarnya. Ia terus mendapat dukungan mental maupun materi.
Bahkan disebutkan, beberapa kali istri Wali Kota Semarang Kriseptiana Hendrar Prihadi menyumbangkan kebutuhan anak-anak asuh secara pribadi.
“Sering saya ditanya sama Bu Tia, Mbak Lena butuh apa? Pokoknya bilang ke saya, saya carikan kebutuhannya, pokoknya akrab seperti saudara,” ungkap perempuan yang akrab disapa Mama Lena.
Terbukti, dengan merawat anak-anak asuh dengan penuh cinta dan kasih sayang layaknya anak kandungnya, delapan dari sembilan anak dinyatakan sembuh dari HIV.
Dengan bekerja banting tulang, Lena memastikan kebutuhan anak-anak asuhnya terpenuhi. Mulai dari makanan bergizi, susu, buah, dan vitamin, hingga stok obat antiretroviral (ARV) yang selalu siap sedia.
“Ini ada beberapa vitamin yang selalu kami berikan ke anak-anak, ini paling bagus,” terang Lena sembari menunjukkan stok vitamin dan obat di dapur Rumah Aira.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Jateng Terinfeksi HIV/AIDS, Sebagian Besar Tertular Suami
Lena tak pernah mengemis donasi. Ia bekerja sebagai event organizer, instruktur senam, dan memimpin paduan suara yang berkeliling dari gereja ke gereja lainnya.
Belum lama ini Lena juga berkecimpung di bisnis properti untuk mencukupi kebutuhan Yayasan dan keluarga secara mandiri.
Adapun mereka yang tulus ingin menyalurkan donasi biasanya langsung mengunjungi Rumah Aira dan menemui anak-anak asuh Lena.
“Yang saya yakini anak itu adalah sumber berkat, selama kita menyayanginya, rezeki Tuhan pasti selalu ada. Saya percaya Tuhan enggak akan meninggalkan kita,” ungkapnya sembari mengusap air mata.
Sampai sekarang tercatat sebanyak 50 anak dengan HIV di Jateng dinafkahi oleh perempuan tangguh itu. Tiga di antaranya menetap di Rumah Aira.
Sementara sisanya datang ke sana untuk pemeriksaan rutin bulanan sekaligus mengambil kebutuhan pokok, seperti susu, vitamin, dan obat-obatan.
Meski tak memiliki riwayat HIV/AIDS, Lena sangat berempati dan menunjukkan kepedulian kepada mereka yang rentan dan termarginalkan, khususnya anak-anak dan perempuan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.