Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Pahlawan Perempuan Indonesia, dari Aceh hingga Maluku

Kompas.com - 14/09/2022, 06:30 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Pahlawan perempuan Indonesia telah berjasa dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pahlawan perempuan Indonesia ini berjuang sejak zaman penjajahan Belanda hingga mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Para pahlawan perempuan tersebut berasal dari berbagai daerah.

Berikut ini profil singkat pahlawan perempuan Indonesia.

Pahlawan Perempuan Indonesia

Cut Nyak Dien lahir di pada tahun 1848 di Lampadang, Aceh. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar.

Kemarahan besar Cut Nyak Dien terhadap penjajah berawal atas kematian suaminya, Teuku Cek Ibrahim, yang bertempur pada tanggal 29 Juni 1978.

Pada tahun 1880, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar yang mempersilahkan untuk ikut bertempur di medan perang melawan Belanda.

Cut Nyak Dien yang ikut dalam pertemuran melawan Belanda mampu meningkatkan semangat perjuangan rakyat Aceh.

Dalam perjalanan perempuran melawan Belanda, Cut Nyak Dien sempat diasingkan di Sumedang dan meninggal pada tanggal 6 November 1908.

Cut Nyak Dien dimakamkam di pemakaman Gunung Puyuh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

  • 2. Cut Nyak Meutia dari Aceh

Cut Nyak  Meutia lahir di Alue Kurieng, Aceh pada tanggal 15 Februari 1870. Sejak kecil, Cut Nyak Meutia telah diajarkan agama oleh orang tuanya.

Baca juga: Biografi Singkat Cut Nyak Dien dan Perjuangannya Melawan Belanda

Cut Nyak Meutia ikut turun langsung dalam Perang Aceh. Pada tahun 1902, pasukan Cut Nyak Meutia mencegat pasukan Belanda yang tengah berpatroli di Simpang Ulim Blang Nie.

Penyerangan secara mendadak membuat pasukan Belanda lumpuh total. Pasukan Cut Nyak Meutia berhasil merebut 42 pucuk senjata.

Pada tanggal 24 Oktober 1910, Cut Nyak Meutia terlibat pertempuran dengan Belanda.

Karena jumlah pasukannya tidak seimbang, pasukan Cut Nyak Meutia terdesak mundur. Pada peperangan itu, Cut Nyak Meutia gugur dalam usia 40 tahun.

  • 3. Hajjah Rangkayo Rasuna Said dari Maninjau, Agam, Sumatera Barat

Rasuna SaidNational Geographic Indonesia Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada tanggal 14 September 1910.

Rasuna Said merupakan bangsawan Sumatera Barat dengan predikat Rangkayo. Ia berasal dari keluarga ulama dan pengusaha terpandang.

Ia gigih dalam memperjuangkan gerakan wanita di Minangkabau, pada saat itu.

Pada tahun 1926, Rasuna Said bergabung dalam Serekat Rakyat (SR). Yang pada perkembangannya, SR berkembang menjadi Partai Serikat Rakyat Indonesia.

Pada tanggal 17 April 1946, Rasuna Said terpilih menjadi Dewan Perwakilan Rakyat.

Kemudian pada tahun 1947, Rasuna Said terpilih mewakili Sumatera di KNI Pusat.

Rasuna Said meninggal pada tanggal 2 November 1965 di Jakarta.

  • 4. Siti Manggopoh dari Manggopoh, Agam, Sumatera Barat

Siti Manggopoh lahir pada bulan Mei 1880. Ia merupakan bungsu dari enam bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.

Baca juga: Rasuna Said: Masa Muda, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Tercatat, Siti Manggopoh ikut berjuang melawan kebijakan ekonomi Belanda, melalui pajak uang (belasting).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com