KOMPAS.com - Pahlawan perempuan Indonesia telah berjasa dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pahlawan perempuan Indonesia ini berjuang sejak zaman penjajahan Belanda hingga mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Para pahlawan perempuan tersebut berasal dari berbagai daerah.
Berikut ini profil singkat pahlawan perempuan Indonesia.
Cut Nyak Dien lahir di pada tahun 1848 di Lampadang, Aceh. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar.
Kemarahan besar Cut Nyak Dien terhadap penjajah berawal atas kematian suaminya, Teuku Cek Ibrahim, yang bertempur pada tanggal 29 Juni 1978.
Pada tahun 1880, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar yang mempersilahkan untuk ikut bertempur di medan perang melawan Belanda.
Cut Nyak Dien yang ikut dalam pertemuran melawan Belanda mampu meningkatkan semangat perjuangan rakyat Aceh.
Dalam perjalanan perempuran melawan Belanda, Cut Nyak Dien sempat diasingkan di Sumedang dan meninggal pada tanggal 6 November 1908.
Cut Nyak Dien dimakamkam di pemakaman Gunung Puyuh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Cut Nyak Meutia lahir di Alue Kurieng, Aceh pada tanggal 15 Februari 1870. Sejak kecil, Cut Nyak Meutia telah diajarkan agama oleh orang tuanya.
Baca juga: Biografi Singkat Cut Nyak Dien dan Perjuangannya Melawan Belanda
Cut Nyak Meutia ikut turun langsung dalam Perang Aceh. Pada tahun 1902, pasukan Cut Nyak Meutia mencegat pasukan Belanda yang tengah berpatroli di Simpang Ulim Blang Nie.
Penyerangan secara mendadak membuat pasukan Belanda lumpuh total. Pasukan Cut Nyak Meutia berhasil merebut 42 pucuk senjata.
Pada tanggal 24 Oktober 1910, Cut Nyak Meutia terlibat pertempuran dengan Belanda.
Karena jumlah pasukannya tidak seimbang, pasukan Cut Nyak Meutia terdesak mundur. Pada peperangan itu, Cut Nyak Meutia gugur dalam usia 40 tahun.
Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada tanggal 14 September 1910.
Rasuna Said merupakan bangsawan Sumatera Barat dengan predikat Rangkayo. Ia berasal dari keluarga ulama dan pengusaha terpandang.
Ia gigih dalam memperjuangkan gerakan wanita di Minangkabau, pada saat itu.
Pada tahun 1926, Rasuna Said bergabung dalam Serekat Rakyat (SR). Yang pada perkembangannya, SR berkembang menjadi Partai Serikat Rakyat Indonesia.
Pada tanggal 17 April 1946, Rasuna Said terpilih menjadi Dewan Perwakilan Rakyat.
Kemudian pada tahun 1947, Rasuna Said terpilih mewakili Sumatera di KNI Pusat.
Rasuna Said meninggal pada tanggal 2 November 1965 di Jakarta.
Siti Manggopoh lahir pada bulan Mei 1880. Ia merupakan bungsu dari enam bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.
Baca juga: Rasuna Said: Masa Muda, Perjuangan, dan Akhir Hidup
Tercatat, Siti Manggopoh ikut berjuang melawan kebijakan ekonomi Belanda, melalui pajak uang (belasting).