LEBAK, KOMPAS.com - Jamaludin Farid (3) menepuk kepala berulang kali dengan tangan kanannya. Sang Ibu Sukmi Susilawati, kemudian bergegas ke dapur, mengambil botol susu, dan memberikannya ke anaknya.
Menepak tangan ke kepala dilakukan oleh Jamal pertanda ia menginginkan sesuatu.
Jamal sebetulnya tumbuh seperti kebanyakan anak normal lainnya. Namun dia menderita jantung bocor hingga kerap lemas bahkan tidak kuat untuk berbicara.
“Tiap menginginkan sesuatu dia menepuk kepalanya kencang, sedih saya lihatnya, terakhir dia melakukan itu akhir 2021 sebelum dioperasi,” kata Solihun, ayah Jamal di kediamannya di Desa Kadujajar, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Risma Tegur Tagana di Sigi: Kalau Ada Bencana, Bantu di Dapur Umum, Bukan Buat Konten
Solihun mengatakan, Jamal diketahui menderita jantung bocor saat berusia delapan bulan. Pertama kali diketahui karena bibirnya membiru dan badannya kerap lemas.
Saat diperiksa ke rumah sakit, dokter memberi tahu jika anaknya menderita jantung bocor dan harus dilakukan penanganan di Jakarta.
Solihun mengaku pasrah saat membayangkan begitu banyak biaya yang harus dia keluarkan untuk berobat.
Dia yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang es keliling bahkan tidak punya BPJS. Dari berjualan es, dia biasanya mendapat Rp 50.000, dan tidak jarang di bawah Rp 20.000 jika sedang hujan.
“Untuk berobat ke dokter saja kami harus potong dari biaya beli lauk pauk,” kata Solihun.
Solihun tidak bisa membawa anaknya ke rumah sakit di Jakarta, karena keterbatasan biaya. Dari yang dia dengar, biaya untuk operasi jantung bocor mencapai ratusan juta rupiah.
Dia pernah berniat untuk menggadaikan sertifikat rumah sebagai tambahan biaya, namun dia urungkan ketika ada relawan dari Respek Peduli Lebak yang mengurus semua keperluan untuk berobat.
Oleh relawan Respek Peduli, Jamal dibuatkan BPJS mandiri hingga diurus untuk operasi di RSCM Jakarta.
Baca juga: Hujan Deras hingga 16 September, Lebak Banten Waspada Banjir dan Longsor
November 2021, Jamal kemudian menjalani operasi perdana dan berlangsung lancar.
Kondisi dia kini jauh lebih baik tinggal beberapa kali lagi untuk kontrol setelah operasi.
“Alhamdulillah sekarang sudah jauh lebih sehat, tidak lagi tepuk kepala, sudah bisa main sama teman-temannya lagi,” kata Solihun.