KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan wilayah perairan lebih luas daripada daratannya.
Sebagai sebagai sebuah negara maritim, tak heran di beberapa tempat ditemukan hasil budaya kelautan yang salah satunya adalah kapal tradisional.
Baca juga: Festival Sandeq 2022 Dimulai, Puluhan Perahu Berlomba Arungi Lautan hingga Pulau Kalimantan
Kapal tradisional ini menjadi alat transportasi yang dibuat dengan cara manual dengan desain sederhana berdasarkan ilmu turun-temurun yang dikuasai sejak zaman nenek moyang.
Umumnya kapal tradisional ini terbuat dari kayu dan digerakkan dengan tenaga manusia (dayung) atau tenaga angin (layar).
Baca juga: Numpang Sarapan di Atas Jukung Pasar Apung
Meski kini kapal modern sudah banyak digunakan, beberapa kapal tradisional masih digunakan oleh masyarakat setempat baik untuk melaut maupun kegiatan pariwisata.
Baca juga: Sejarah Singkat Kapal Pinisi
Berikut adalah nama-nama kapal tradisional dari Indonesia serta asal daerahnya.
Kapal Pinisi adalah sebutan untuk kapal khas Suku Bugis yang bermukim di Kabupaten Bulukumba di wilayah Sulawesi Selatan.
Suku Bugis memang dikenal dengan kepiawaian mereka dalam mengarungi lautan dan samudera luas.
Dilansir dari laman Kemendikbud, sejarah Kapal Pinisi tertulis dalam La Galigo, bahwa alat transportasi ini sudah ada sekitar abad ke-14 M dan pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putra Mahkota Kerajaan Luwu.
Hingga saat ini, Kabupaten Bulukumba masih dikenal sebagai tempat pembuat Kapal Pinisi.
Namun kini fungsi Kapal Pinisi sebagai kapal barang berubah fungsi menjadi kapal pesiar dengan fungsi pariwisata.
Pencalang adalah nama kapal yang juga dikenal sebagai pantchiallang atau pantjalang.
Kapal Pencalang merupakan sebuah kapal dagang tradisional khas yang pada masa lalu banyak digunakan di nusantara.
Mulanya Kapal Pencalang digunakan oleh orang-orang Riau dan Semenanjung Melayu, dan kemudian ditiru oleh pembuat kapal di daerah lain.
Ada juga kapal dengan julukan Lancang Kuning yang memiliki hiasan naga pada bagian anjungan (depan) dan buritan (belakang).