KOMPAS.com – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut memastikan penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu prioritas.
Pasalnya, Sulut merupakan salah satu daerah dengan tingkat prevalensi stunting yang cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, proporsi balita stunting di Sulut mencapai 31,4 persen.
Oleh karenanya, Pemprov Sulut berkomitmen menurunkan stunting. Hal ini seusai dengan sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta stunting secara nasional turun hingga 14 persen pada 2024.
Permintaan Jokowi tersebut sejalan dengan angka penurunan stunting yang terjadi beberapa tahun lalu.
Pada 2019, penurunan stunting secara nasional terjadi signifikan hingga 25,46 persen. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2020, penurunan stunting terjadi lagi menjadi 21,18 persen.
Sayangnya penurunan stunting secara nasional itu diikuti oleh Provinsi Sulut.
“Pada 2021 Kemenkes mengeluarkan hasil SSGI secara nasional, prevalensi stunting di Sulut menunjukkan peningkatan sebesar 0,4 persen dari 2021 sebesar 21,18 persen menjadi 21,6 persen,” kata Olly dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Angka Stunting di Banten 24,5 Persen, BKKBN: 30.000 Ibu Hamil Berisiko Melahirkan Anak Stunting
Olly menyebutkan, penurunan stunting harus ditangani mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa.
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulut 2021-2026, Pemprov Sulut menargetkan penurunan stunting hingga 12 persen pada 2026.
Komitmen tersebut mulai diimplementasikan dengan menetapkan 15 kabupaten/kota se-Sulut sebagai lokasi khusus (lokus) penurunan stunting pada 2022.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.