Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

F-Sebumi: BLT BBM Hanya Peredam agar Masyarakat Tidak Mengamuk

Kompas.com - 11/09/2022, 13:38 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus disuarakan oleh berbagai kelompok masyarakat, salah satunya datang dari kalangan buruh.

Pasalnya, menurut Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Militan (F-Sebumi), Aan Aminah, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan langkah yang tidak tepat di tengah situasi ekonomi saat ini.

"Apalagi setelah kemarin (pandemi) Covid-19 dan kawan-kawan (buruh) yang dirumahkan dengan upah yang bahkan ada yang tidak dibayar," kata Aan, kepada Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).

"Jelas tidak tepat (pemerintah menaikkan harga BBM), jelas tidak tepat sekali, apalagi masih banyak buruh yang tidak mendapatkan BLT (Bantuan Langsung Tunai)," imbuhnya.

Baca juga: Rismayanti Kecewa, Namanya Tercantum Penerima Bansos di Link Kemensos tetapi Tak Dapat BLT BBM

Aan pun mengungkapkan, saat ini belum semua buruh bisa menikmati bantuan yang diberikan pemerintah untuk membantu meringankan beban ekonomi akibat kenaikan harga BBM.

"Tidak semua buruh mendapatkan BLT dan itu benar-benar tidak efektif,"

Aan menegaskan, BLT bukanlah solusi untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM yang diikuti kenaikan harga komoditas lainnya.

"Bukan itu (BLT) solusinya, kalau menurut saya (BLT) tidak membantu karena itu tidak tiap bulan, tidak tiap tahun diberikan, dan itu hanya peredam saja agar masyarakat tidak mengamuk atau protes, salah satunya buruh," ujar Aan.

Aan mengatakan, solusi yang seharusnya diberikan pemerintah untuk meringankan beban masyarakat, khususnya buruh, setelah kenaikan harga BBM adalah dengan menaikkan upah kerja serta memastikan harga kebutuhan pokok terjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga: Subsidi Tidak Tepat Sasaran, Sejumlah Pemuda Papua Dukung Kenaikan BBM

"Harapan kami adalah upah naik dan harga sembako bisa turun supaya daya beli masyarakat terutama buruh bisa meningkat. Kalau pemerintah memberlakukan itu (BLT), tidak tepat, karena tidak tepat sasaran," jelasnya.

Selain itu, dia pun menuntut agar pemerintah bisa memastikan ketersediaan bahan pokok di pasaran.

"Keinginan masyarakat terutama buruh adalah upahnya meningkat supaya daya belinya juga meningkat, dan harga bahan-bahan pokok juga turun dan tersedia," ucap Aan.

"Ini sudah mahal, langka juga. Itu benar-benar tidak efektif untuk kami," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com