Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Diduga Penganiayaan oleh Anggota TNI di Salatiga, Keluarga Korban Minta Pendampingan Hukum

Kompas.com - 10/09/2022, 07:01 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 13 prajurit Batalyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa Komando Strategis Angkatan Daerat (Kostrad) telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polisi Militer TNI Angkatan Darat (AD), atas kasus dugaan penganiayaan terhadap warga sipil di Salatiga, Jawa Tengah.

Ketua Tim Penasihat Hukum korban, Totok Cahyo Nugroho mengapresiasi dan menghormati proses hukum yang sudah dilakukan oleh Polisi Militer TNI AD. Pihaknya ingin proses ini dijalankan sesuai prosedur dan transparan.

"Kami apresiasi langkah hukum yang sudah dilakukan Denpom IV/3 Salatiga. Sejauh ini menurut kami (proses hukum) sudah berjalan baik, atau on the track. Kami akan kawal terus sampai tuntas," kata Totok, dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (9/9/2022) sore.

Baca juga: Keluarga: Banyak Luka di Tubuh Korban Tewas Akibat Dianiaya Anggota TNI di Salatiga

Totok menjelaskan, Pusat Bantuan Hukum (PBH) DPC Peradi Magelang di Temanggung secara resmi telah menerima pelimpahan kuasa dari keluarga para korban, baik korban meninggal dunia maupun empat korban luka.

Korban meninggal dunia adalah Argo Wahyu Pamungkas (32), warga Dusun Bugen, Desa Geblok, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.

Sedangkan empat korban luka antara lain Ari Suryo Saputro (23) warga Desa Kundisari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung dan Arif Fahrurrozi (22) warga Desa Dangkel, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

Kemudian, Yahya (22) warga Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung dan Ali Akbar Inung (20) warga Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Kondisi kesehatan empat korban luka, lanjut Totok, sejauh ini sudah membaik di RST dr. Asmir Salatiga. Sebagian besar mereka mengalami luka-luka lebam akibat benda tumpul.

Totok menegaskan, untuk mengawal kasus ini sampai tuntas, pihaknya terus mendampingi para korban di rumah sakit dalam proses penyidikan.

Baca juga: KSAD Minta Anggota TNI yang Terlibat Mutilasi di Papua Dipecat

"Para korban luka sudah membaik, tapi belum boleh pulang dulu karena mereka masih diminta menjadi saksi untuk kelengkapan data kasus ini. Untuk efisiensi dan mereka juga belum sehat betul jadi lebih dari di rumah sakit dulu," imbuh Totok.

Kakak kandung korban Argo, Muhammad Wifa Aditya, mengungkapkan, kasus ini bermula pada Kamis (1/9/2022), ketika sepeda motor yang dikendarai Pratu RW anggota Batalyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad Salatiga, dan mobil pikap yang dikemudikan adiknya, saling serempet di jalan raya, tepatnya di depan rumah dinas Wali Kota Salatiga.

Mobil pikap Argo yang juga ditumpangi empat temannya terus melaju. Sesampai di Pasar Blauran, mobil Argo dihentikan oleh Pratu RW hingga keduanya terlibat perkelahian.

Baca juga: Cegah Impunitas, Kasus 6 Anggota TNI AD Tersangka Mutilasi di Papua Mesti Dikawal

Empat teman Argo berusaha melerai karena melihat Argo jatuh tersungkur. Sementara istri Pratu RW yang saat itu membonceng, merekam perkelahian mereka kemudian mengirim video ke WA grup leting suaminya.

Selanjutnya, teman-teman leting Pratu RW mencari korban dan empat temannya. Setelah ketemu di lokasi perbaikan neonbox di Kota Salatiga, mereka membawa para korban ke markas Batalyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad Salatiga

Tidak berselang lama, keluarga korban Argo menerima informasi bahwa Argo dan teman-temannya sedang dirawat di RST Dr Asmir Salatiga karena mengalami luka-luka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com