Sebab, pengobatan seumur hidup yang harus dijalani para ODHA terkadang dirasa melelahkan.
“Banyak yang sudah capek hidup bergantung dari minum obat, akhirnya berhenti dan meninggal,” ungkap Puta.
Saat ini, 90 anggota pendampingnya secara rutin mengikuti pelatihan staf dan rapat bulanan.
Ia terus memonitoring perkembangan sekitar 14.000 ODHA yang didampingi timnya.
Baca juga: Loenpia Gang Lombok, Lumpia Legendaris di Semarang yang Umurnya Ratusan Tahun
“Data dari layanan dan laporan pasien kami mencatat Juli-Agustus 2022 total 12.758 ODHA di Jateng, kami damping dan dukung terus,” kata dia.
Sebanyak 11.073 merupakan ODHA lama, dan sejumlah 1.685 berasal dari ODHA yang baru terdeteksi di sekitar periode tersebut.
“Melihat mereka yang terkapar di RS bisa pulih dan bangkit itu sangat berharga. Karena bagi saya nyawa itu tidak bisa dibayar dengan apapun,” pungkas Puta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.