KOMPAS.com - Tabuik merupakan tradisi yang dilaksanakan di Kota Pariaman, Sumatera Barat.
Upacara Tabuik digelar setiap tahun pada tanggal 1-10 Muharram, dalam kalender Islam.
Tradisi Tabuik dilakukan untuk memperingati kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam Perang Karbala, pada 10 Muharram.
Tradisi ini telah dikenal luas masyarakat daerah lain di Sumatera Barat, sehingga saat tradisi digelar selalu menyedot ribuan orang pengunjung.
Tabuik merupakan keramaian besar di Padang Pariaman.
Kegiatan ini melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak lain di luar daerah Pariaman.
Berikut ini asal-usul dan tahapan Tabuik.
Tabuik merupakan festival tahunan di masyarakat Pariaman. Diperkirakan festival ini telah berlangsung sejak abad ke-19 Masehi.
Tabuik diambil dari bahasa Arab, yakni tabut yang memiliki makna peti kayu.
Orang Pariaman melafalkan menjadi Tabuik, hal ini karena pengaruh dialek Minang, dimana konsonan yang berakhiran t akan dilafalkan menjadi ik. Contohnya, takut menjadi takuik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.