KARAWANG, KOMPAS.com - Empat karyawan Pupuk Indonesia Logistik menciptakan teknologi penghemat bahan bakar minyak (BBM). Teknologi ini bisa menghemat biaya hingga Rp 5 miliar.
Edwin Octoriza, Kepala Tim Inovasi mengatakan, ide utama teknologi penghemat BBM ini adalah modifikasi pada area scavenging intake impeller sebuah mesin untuk bisa mengoptimalkan pembakaran.
"Kami membuat modifikasi pada mesin kapal pengangkut gas cair milik Pupuk Indonesia Logistik. Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada mesin sehingga menghasilkan pembakaran sempurna," kata Edwin di sela konvensi inovasi Pupuk Indonesia Quality Improvement (PIQI) 2022, di Karawang, Kamis (8/9/2022).
Baca juga: 31 Nama Warga Karawang Dicatut Parpol, dari Mahasiswa hingga Guru Honorer
Penelitian ini, sambung dia, dilakukan empat bulan, sembari mereka bekerja. Mereka melakukan studi airflow, kecepatan, dan tekanan mesin melalui simulasi komputer.
Kemudian, desain yang paling optimum dipilih untuk dicetak dan diaplikasikan ke mesin.
Teknologi itu kemudian diujicobakan pada Kapal Salmon Mustafa dari April sampai Juli 2022.
Kapal pengangkut gas cair itu terbukti mampu menghemat BBM sampai Rp 2,2 miliar.
Diprediksi dari April sampai Desember nanti, teknologi ini bisa menghemat pengeluaran BBM kapal yang dinamakan dari Dirut Pertama Pupuk Kujang itu sampai Rp 5 miliar.
Baca juga: Tarif Terbaru Angkot di Karawang untuk Semua Trayek Setelah BBM Naik
Kapal ini mengangkut muatan sampai 22.000 ton sekali jalan. Dalam sehari mengonsumsi rata-rata 22 sampai 23 ton solar industri.
"Setelah kami aplikasikan teknologi ini ke mesin, solar bisa dihemat sampai 25 persen. Selama 24 jam beroperasi, kapal hanya mengonsumsi 17 sampai 18 ribu liter solar," kata dia.
Selain kapal, teknologi ini tidak menutup kemungkisan bisa diaplikasikan ke mesin lain.
"Sejauh ini baru penelitian di kapal. Mungkin kami akan studi lagi soal pengaplikasian di mesin lain. Tapi menurut saya pasti bisa," sambungnya.
Direktur Utama Pupuk Kujang Indonesia Bakir Pasaman menyebut, inovasi itu dapat mengurangi konsumsi BBM sampai 27 persen.
Pihaknya akan berkonsultasi dengan pemerintah dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perihal inovasi itu.
"Kami terbuka, tentunya sharing dengan BUMN, dengan pemerintah, beberapa inovasi yang tentunya bisa dipakai juga di ekosistem BUMN, juga di pemerintah," kata Bakir.