Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

36.180 KK di Probolinggo Terima BLT BBM Rp 500.000

Kompas.com - 08/09/2022, 21:45 WIB
Ahmad Faisol,
Krisiandi

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Kabupaten Probolinggo Siti Mariam mengatakan, sebanyak 36.180 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Probolinggo yang terdampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM.

Penyaluran BLT BBM tahap I ini dilakukan secara serentak di 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo mulai tanggal 8 hingga 13 September 2022 melalui PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Probolinggo.

Baca juga: Mobil Berisi 16 Jeriken Pertalite Terbakar di SPBU Probolinggo

BLT BBM merupakan program pemerintah melalui Kementerian Sosial berbentuk bantuan sosial (bansos) tunai kepada masyarakat.

"Untuk bansos tunai BLT BBM ini, masing-masing KPM menerima sebesar Rp 150.000 per bulan selama empat bulan mulai September hingga Desember 2022. Penyalurannya dilakukan menjadi 2 tahap melalui PT Pos Indonesia,” kata Mariam melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (8/9/2022).

Menurut Mariam, untuk penyaluran BLT BBM tahap I ini masing-masing KPM menerima Rp 300.000 untuk bulan September dan Oktober 2022.

Selain itu, setiap KPM juga menerima bantuan sembako sebesar Rp 200.000 sehingga total masing-masing KPM menerima bansos BLT BBM sebesar Rp 500.000.

“Mudah-mudahan bansos BLT BBM ini bisa membawa manfaat yang sebesar-besarnya untuk semua KPM yang terdampak kenaikan harga BBM bersubsidi,” pungkas Mariam.

Diberitakan sebelumnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya solar, berdampak terhadap nelayan kecil di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Baca juga: Naikkan Saja Terus Harga BBM sampai Perahu Ini Nanti Saya Jual untuk Makan

Nelayan yang biasa memakai solar sebagai bahan bakar perahu mengaku keberatan dengan kenaikan harga BBM tersebut.

Salah seorang nelayan dari kelompok nelayan Sumberantah, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Sulaiman mengeluh harga BBM naik. Pasalnya, bantuan yang dijanjikan pemerintah tak pasti kapan diberikan.

"Bantuan pemerintah tidak pasti kapan diberikan. Sementara BBM terus dinaikkan. Naikkan saja terus harga BBM sampai perahu ini nanti saya jual untuk makan," kata Sulaiman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Regional
Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Regional
50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

Regional
Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Regional
Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com