Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Tolak Kenaikan BBM di Palembang Ricuh, Polisi Tembakan Gas Air Mata hingga "Water Cannon"

Kompas.com - 08/09/2022, 21:37 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Unjuk rasa penolakan kenaikan BBM dari massa gabungan mahasiswa dan buruh di Palembang, Sumatera Selatan, berakhir ricuh, Kamis (8/9/2022).

Massa gabungan yang semula berpusat di simpang lima gedung DPRD Sumatera Selatan dipukul mundur pihak kepolisian karena kondisi yang tak kondusif. 

Pantauan Kompas.com, massa yang semula mencoba merangsek masuk ke gedung DPRD Sumsel dihalau petugas. Akibatnya, kondisi jadi memanas.

Baca juga: Pedagang Nasi Kucing di Semarang Raih Berkah di Tengah Demo, Dagangannya Habis Diborong

Massa kemudian mulai melempari petugas dengan menggunakan botol bekas. Polisi pun beberapa kali memperingatkan massa aksi untuk tidak berbuat anarkis.

"Tolong tahan, jangan dilempar," kata Wakapolrestabes Palembang AKBP Andes Purwanti dengan pengeras suara.

Namun, massa tetap melempar dan membuat polisi mulai maju dengan menggunakan tameng.

Hingga akhirnya tembakan water canon dan gas air mata dilepaskan ke arah massa untuk membubarkan mereka.

Para mahasiswa dan buruh yang terkena gas air mata dan water canon pun langsung berhamburan lari menuju ke beberapa arah.

Baca juga: Polisi Bantah Sembunyikan Pemanah Saat Bentrok Demo BBM di Makassar

Mobil baracuda milik Brimob kemudian dimajukan untuk membubarkan massa.

Proses pembubaran pun berlangsung alot hingga petugas harus kembali membuat barikade di simpang lima DPRD Sumsel.

"Silahkan pergi, kosongkan simpang. Ini sudah sore waktunya sudah habis," ujar polisi membubarkan massa.

Beberapa para mahasiswa pun terlihat diamankan petugas lantaran diduga menjadi provokator dan dimasukkan ke dalam mobil Jatanras.

Hampir satu jam kemudian, massa membubarkan diri setelah dihalangi petugas. 

Ketua Federasi Serikat Buruh (FSB) Niaga, Informatika, Keuangan, Perbankan dan Aneka industri (Nikeuba) Kota Palembang, Hermawan, dalam orasinya mengatakan, kebijakan Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM membuat masyarakat susah.

Sebab, kenaikan harga BBM membuat kebutuhan pokok juga mengalami lonjakan harga. Hal itu tak sebanding dengan upah yang diterima buruh.

"BBM namun gaji tak naik, mahasiswa dan buruh baru setuju kalau gaji juga naik," tegas Hermawan saat berorasi.

Di tahun 2022, gaji buruh pun tak mengalami kenaikan. Hal itu berbanding terbalik dengan kenaikan harga BBM.

"Jelas kenaikan harga BBM membuat susah. Harga kebutuhan pokok jadi naik, kami menolak kenaikan harga bbm," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com