Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Badut Profesional di Semarang, Harus Ceria di Balik Hati yang Merana

Kompas.com - 08/09/2022, 05:13 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sore itu, riuh suara gelak tawa anak-anak disertai tepuk tangan yang keras memenuhi lapangan kecil di kawasan rumah susun (rusun) Desa Plamongan Sari, Pedurungan, Kota Semarang.

Tampak belasan badut berjoget mengikuti alunan musik yang berdendang.

Mengenakan baju warna-warni, dengan penampilan perut buncit, sepatu lebar, sarung tangan dan topi, ditambah pula coretan wajah penuh warna, memberi citra meriah dan ceria.

Aksi demi aksi mereka lakukan secara bergantian. Mulai dari bermain sulap hingga beberapa permainan akrobat.

Baca juga: Selama 9 Tahun, Teller Bank di Pekalongan Ini Gelapkan Uang Rp 6,2 Miliar

Siapa sangka, di balik wajah ceria badut-badut yang berjoget ria itu ternyata menyimpan banyak cerita lara.

Hal tersebut disampaikan oleh Hadi Wijanarko. Laki-laki yang dikenal sebagai Om Cipus itu mengaku, menjadi badut merupakan profesi penuh tantangan yang harus dilakukan dengan profesional.

"Istilahnya itu seperti janji yang harus ditepati. Tidak tahu kami mau sedih, sakit, kami harus tetep datang. Ketika kami sudah berdandan, ini harus full senyum. Kami tidak bisa menolak sedihnya kayak apa,” tutur Om Cipus, saat ditemui Kompas.com, Rabu (7/9/2022).

Om Cipus beberapa waktu lalu mengalami pengalaman pahit.

Saat Om Cipus harus tampil menghibur, dirinya mengalami cidera pada kaki.

Mau tak mau, laki-laki asal Semarang ini harus tetap beraksi sesuai perjanjian dengan pelanggannya.

Baca juga: Iwan PNS Bapenda Semarang yang Hilang Bakal Dinyatakan Meninggal jika 12 Bulan Tak Ada Laporan

“Saya sakit sampai hampir mau pingsan. Tapi terus terang dengan yang punya hajat, kalau tidak bisa maksimal. Kalau mau digantikan, tapi ternyata teman-teman ini sudah punya fans sendiri-sendiri,” ujar dia.

Tidak hanya itu, Om Cipus juga menceritakan, banyak kawan-kawan di komunitas Badut Semarang Community (Basscom) yang terpaksa harus memasang senyum lebar dikala sedang sedih hati.

Ada yang tetap berangkat saat masih sakit, terdapat masalah keluarga, bahkan kehilangan banyak momen dengan orang-orang terdekat.

"Sebisa mungkin kita harus tetap menghibur," tutur dia.

 

Berjiwa sosial

Belasan badut profesional yang tergabung dalam Basscom ini ternyata punya visi yang mulia.

Meski masih kerap mendapat stigma negatif, badut-badut ini dengan sukarela berkontribusi melakukan kegiatan sosial untuk masyarakat di Kota Semarang.

Salah satu contohnya, merayakan ulang tahun salah satu warga rusun Plamongan Sari dengan tidak memungut biaya.

Baca juga: Penyebab Kecelakaan Travel Hantam Truk Trailer hingga Masuk ke Parit di Tol Semarang-Batang, 7 Orang Tewas

“Kami di sini dengan satu tujuan, bersatu dan berbagi. Kami bersama-sama saling menguatkan, bertukar ilmu dan bersatu, kemudian kami berbagi. Ini jadi salah satu bentuk aksi dari Basscom agar bisa bermanfaat bagi masyarakat, di Semarang khususnya,” tutur Om Cipus.

Om Cipus menuturkan, kegiatan tersebut perlu dilakukan agar anak-anak rusun dapat merasakan momen spesial layaknya anak-anak di luar sana.

"Ingin menghibur anak-anak rusun, biar bisa merasakan euforia perayaan ulang tahun," ujar dia.

Mencukupi kebutuhan

Om Cipus telah berprofesi menjadi badut 14 tahun lamanya, tepatnya sejak tahun 2008. Tak bisa dipungkiri, dirinya tengah memiliki banyak penggemar.

Hal ini lah yang membuat Om Cipus bisa terbantu mencukupi kebutuhan kesehariannya. Dalam satu kali penampilan, Om Cipus memberi harga sekitar Rp 500.000 hingga Rp 700.000.

“Itu dalam waktu 1 sampai 2 jam. Tapi, beda lagi kalau pesan sekaligus dengan dekorasinya. Bisa satu kali main Rp 2 juta, itu sudah semua tapi dengan desain simpel. Yang paling mahal Rp 3 jutaan, sudah dekorarsi, badut, sulap full, akrobat, sound dan semua rangkaian acara,” ujar Om Cipus.

 

Berbeda dengan Om Cipus, Sekretaris Basscom, Ariyanto, lebih membidik segmen masyarakat menengah ke bawah.

Laki-laki yang disapa dengan sebutan Badut Shinjo itu mengaku, saat tampil di perkampungan, dirinya sering memberi harga mulai dari Rp 400.000-an.

“Karena untuk bermain di masrayakat menengah ke atas juga harus memiliki skill yang lebih. Kalau saya di kampung saja tidak apa lah, yang standar tapi sering,” ujar Om Shinjo.

Baca juga: Indigospace Semarang Digital Kreatif, Wadah Komunitas di Kota Semarang untuk Mengembangkan Diri

Meski demikian, Om Shinjo mengaku, penghasilan dari profesi badut yang dia tekuni itu bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Dengan itu dirinya berharap, ke depannya, badut bisa mendapat banyak dukungan dan apresiasi dari masyarakat.

“Kami juga ingin membuat, selain ada Semarang hebat, juga menjadi Semarang ceria dan berbahagia,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com