SEMARANG, KOMPAS.com - Sore itu, riuh suara gelak tawa anak-anak disertai tepuk tangan yang keras memenuhi lapangan kecil di kawasan rumah susun (rusun) Desa Plamongan Sari, Pedurungan, Kota Semarang.
Tampak belasan badut berjoget mengikuti alunan musik yang berdendang.
Mengenakan baju warna-warni, dengan penampilan perut buncit, sepatu lebar, sarung tangan dan topi, ditambah pula coretan wajah penuh warna, memberi citra meriah dan ceria.
Aksi demi aksi mereka lakukan secara bergantian. Mulai dari bermain sulap hingga beberapa permainan akrobat.
Baca juga: Selama 9 Tahun, Teller Bank di Pekalongan Ini Gelapkan Uang Rp 6,2 Miliar
Siapa sangka, di balik wajah ceria badut-badut yang berjoget ria itu ternyata menyimpan banyak cerita lara.
Hal tersebut disampaikan oleh Hadi Wijanarko. Laki-laki yang dikenal sebagai Om Cipus itu mengaku, menjadi badut merupakan profesi penuh tantangan yang harus dilakukan dengan profesional.
"Istilahnya itu seperti janji yang harus ditepati. Tidak tahu kami mau sedih, sakit, kami harus tetep datang. Ketika kami sudah berdandan, ini harus full senyum. Kami tidak bisa menolak sedihnya kayak apa,” tutur Om Cipus, saat ditemui Kompas.com, Rabu (7/9/2022).
Om Cipus beberapa waktu lalu mengalami pengalaman pahit.
Saat Om Cipus harus tampil menghibur, dirinya mengalami cidera pada kaki.
Mau tak mau, laki-laki asal Semarang ini harus tetap beraksi sesuai perjanjian dengan pelanggannya.
Baca juga: Iwan PNS Bapenda Semarang yang Hilang Bakal Dinyatakan Meninggal jika 12 Bulan Tak Ada Laporan
“Saya sakit sampai hampir mau pingsan. Tapi terus terang dengan yang punya hajat, kalau tidak bisa maksimal. Kalau mau digantikan, tapi ternyata teman-teman ini sudah punya fans sendiri-sendiri,” ujar dia.
Tidak hanya itu, Om Cipus juga menceritakan, banyak kawan-kawan di komunitas Badut Semarang Community (Basscom) yang terpaksa harus memasang senyum lebar dikala sedang sedih hati.
Ada yang tetap berangkat saat masih sakit, terdapat masalah keluarga, bahkan kehilangan banyak momen dengan orang-orang terdekat.
"Sebisa mungkin kita harus tetap menghibur," tutur dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.