Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pondok Pesantren Modern Gontor, Kisah Berawal dari Desa Kecil Bernama Tegalsari

Kompas.com - 07/09/2022, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - AM, remaja asal Palembang diduga tewas dianiaya sesama santri saat menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.

Awalnya pihak pondok menyebut AM meninggal karena kelelahan usai kegiatan kemah.

Namun belakangan disebut jika AM tewas diduga karena dianiaya rekannya. Tak hanya AM. Ada dua korban lainnya yang saat ini dirawat di RS.

Pihak pesantren pun mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan para pelaku penganiayaan dan secara resmi melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Baca juga: Ke Palembang, Tim Polres Ponorogo Upayakan Otopsi Jenazah Santri Gontor

Berawal dari desa kecil bernama Tegalsari

Pondok Modern Darussalam Gontor biasa disingkat menjadi Pondok Modern Gontor atau cukup disebut Pondok Gontor.

Dikutip dari tulisan  Sejarah Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (1926-1936)  disebutkan Pondok Gontor didirikan pada Senin, 12 Rabiul Awal 1325/ 20 September 1926.

Pondok tersebut didirikan tiga bersaudara yakni KH Ahmad Sahal (1901-1977), KH Zainuddin Fanani (1905-1967) dan KH Imam Zarkasyi (1910-1985).

Disebutkan Pondok Gontor adalah kelanjutan dari Pesantren Tegalsari yang berada di sebuah desa terpencil yang bernama Tegalsari.

Desa tersebut terletak 10 km sebelah selatan pusat Kerajaan Wengker yang berada di kawasan Ponorogo.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Santri di Ponpes Gontor, Kapolres: Terduga Pelaku Lebih dari Satu

Pesantren Tegalsari melahirrkan para kyai, ulama, pemimpin yang ikut berkiprah membangun bangsa dan negara.

Pesantren Tegalsari didirikan Kyai Ageng Muhammad Besari (Bashori) pada abad ke-18 Masehi atau sekitar tahun 1742.

Sang Kyai tinggal di Desa Tegalsari yang diapit dengan dua sungai besar dan memimpin sebuah pondok pesantren yang sangat tersohor.

Pondok Tegalsari memiliki ribuan santri yang berasal dari seluruh Tanah Jawa dan sekitarnya.

Desa sekitar pun mendapatkan berkah dari keberadaan pondok tersebut, salah satunyanya adalah Desa Jabung (Nglawu) dan Desa Josari.

Baca juga: Santri Tewas Diduga Dianiaya, Ponpes Gontor Diminta Evaluasi Pola Pengasuhan

DIVAKSIN-Salah satu santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo mendapatkan suntikan pertama vaksin covid-19, Sabtu (28/8/2021).KOMPAS.COM/Dokumentasi Pondok Gontor Ponorogo DIVAKSIN-Salah satu santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo mendapatkan suntikan pertama vaksin covid-19, Sabtu (28/8/2021).
Pada 30 Juni 1742, Kerajaan Kartosuro mendapatkan masalah pemberontakan Cina. Kerajaan pun dalam keadaan bahaya.

Secara diam-diam Paku Buana II atau Sunan Kumbul pergi dari kerajaan menuju ke timur Gunung Lwu. Di tengah perjalanan yang panjang, Paku Buana II menemukan Pesantren Tegalsari.

Dalam keadaan prihatin, ia pun berserah diri kepada Kyai Hasan Besari. Di pesantren itu juga Paku Buana II bermunajat pada Allah di bawah bimbingan Sang Kyai.

Di saat bersamaan, api pemberontakan pun reda dan Paku Buana kembali ke kerajaan menduduki tahtanya.

Baca juga: Tegaskan Tak Tutupi Kasus Kematian Santri yang Diduga Dianiaya, Pihak Pondok Gontor: Almarhum adalah Anak Kami

Sebagai balasan kebaikan, ia mejadikan Tegalsari menjadi daerah merdeka dan bebar dari kewajiban kepada kerajaan. Derah yang bebas dari kerajaan ini disebut perdikan atau perdekan.

Selain hadiah tanah perdikan, Sang Raja menawarkan jabatan Bupati di Ponorogo kepada Kyai Ageng Besari. Namun Sang Kyai menolak jabatan dan hanya menerima hadiah tanah perdikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com