Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Soal Tewasnya Santri di Pondok Gontor karena Dianiaya, Disebut Kelelahan hingga Sang Ibu Mengadu ke Hotman Paris

Kompas.com - 06/09/2022, 15:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - AM, santri Ponsok Pesantren Gontor asal Palembang saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Gontor 1, Ponorogo, Jawa Timur.

Awalnya pihak pesantren menyebut AM meninggal karena kelelahan setelah mengikuti kegiatan berkemah.

Namun belakangan diketahui AM meninggal karena kekerasan yang dilakukan rekan-rekannya di pondok pesantren.

Sebelum meninggal AL menempuh pendidikan kelas 5i (setara SMA) di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo.

Baca juga: Anaknya Meninggal di Pesantren Gontor, Soimah: Cukup Anak Saya

Berikut 5 hal soal meninggalnya AM di Pondok Pesantren Gontor 1:

1. Pihak pondok menyebut AM meninggal karena kelelahan

Soimah, ibu AM bercerita ia mendapatkan kabar kematian putranya dari Ustad Agus, pengasuh Pondok Gontor 1 pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB.

Saat itu Ustad Agus menyebut anaknya meninggal karena kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Dalam surat terbukanya, Soimah mengaku saat itu ia hanya berharap jenazah anaknya kembali ke kampung halamannya di Palembang.

Jenazah AM pun tiba di Palembang pada Selasa (23/8/2022) siang diantar oleh Ustaz Agus yang mewakili pihak pondok.

Baca juga: Ponpes Gontor Dituding Kelabui Keluarga Santri yang Tewas karena Dianiaya

Namun di saat bersamaan, Soimah mendapatkan laporan jika anaknya bukan meninggak karena kelelahan, tapi karena dianiaya.

Pihak keluarga pun meminta peti jenazah anaknya dibuka.

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” tulis dia.

2. Ibu korban temui Hotman Paris

Setelah didesak keluarga, pihak pondok mengakui jika AM menjadi korban kekerasan.

Mendengar pengakuan pihak pesantren, Soimah pun memutuskan tak melakukan otopsi untuk sang anak. Ia pun tak melanjutkan ke ranah hukum.

Namun ia mengaku ingin bertemu dengan pihak pondok pesantren serta pelaku untuk mengetahui kronologi yang menewaskan anaknya.

“Agar anak saya segera bisa dikubur mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan dan saya tidak rela tubuh anak saya diobrak-abrik. Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum didasari banyak pertimbangan," tulis dia.

Baca juga: Terduga Penganiaya Santri Pondok Gontor hingga Tewas adalah Santri Lain, Kejadian Tak Hanya di 1 Titik dan 3 Orang Jadi Korban

"Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin ketemu sama Kyai di Gontor 1, pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja ingin tahu kronologi hingga meninggalnya anak kami,” jelas Soimah.

Kematian AM pun viral di media sosial setelah sang ibu mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapae.

Soimah bertemu dengan Hotman Paris di Palembang pada Minggu (4/9/2022).

Hotman yang mendapatkan laporan itu, bersedia untuk mendampingi Soimah untuk mendapatkan kepastian terkait penyebab meninggalnya AM.

Baca juga: Polres Ponorogo Gelar Olah TKP Dugaan Penganiayaan di Pondok Gontor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com