Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Soimah ke Hotman Paris yang Membuat Ponpes Gontor Minta Maaf, Akankah Keluarga Mendapat Keadilan?

Kompas.com - 06/09/2022, 11:21 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Soimah, seorang ibu asal Palembang, Sumatera Selatan, mencari keadilan untuk anaknya.

Anak Soimah berinisial AM, tewas dianiaya di Pondok Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada 22 Agustus 2022.

Baca juga: Saat Ponpes Gontor Bohongi Orangtua Santri yang Tewas, Awalnya Sebut Korban Meninggal Kelelahan, Ternyata Dianiaya

Awalnya, pihak ponpes menyebut AM tewas terjatuh karena kelelahan usai mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Baca juga: Kisah Soimah, Mencari Keadilan atas Kematian Anaknya di Ponpes Gontor, Mengadu ke Hotman Paris

Namun, melihat kondisi jenazah, keluarga tak yakin dengan alasan tersebut.

Baca juga: Temukan Dugaan Penganiayaan hingga Santrinya Meninggal, Pondok Gontor Minta Maaf

Ponpes Gontor akhirnya menjelaskan penyebab sebenarnya AM tewas karena dianiaya. Pernyataan ini disampaikan Ponpes setelah didesak oleh pihak keluarga.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Pondok Gontor soal Santrinya Tewas Diduga Dianiaya, Murid yang Terlibat Sudah Dikeluarkan

Soimah yang ingin mencari keadilan untuk anaknya, kemudian menemui pengacara kondang Hotman Paris yang datang ke Palembang pada Minggu (4/9/2022).

Saat bertemu Hotman, Soimah menangis, menyebut bahwa anaknya tewas tak wajar.

Hotman kemudian menyatakan bersedia untuk mendampingi Soimah mencari keadilan bagi AM.

Video pertemuan Hotman dengan Soimah diunggah di akun Instagram Hotman Paris, @hotmanparisofficial dan telah dilihat lebih dari 700.000 kali.

Ponpes Gontor minta maaf

Jubir Ponpes Darussalam Gontor, Noor Syahid saat mengeluarkan pernyataan terkait AM santri dari Palembang yang meninggal dunia. DOK. Tangkapan layar Gontor TV Jubir Ponpes Darussalam Gontor, Noor Syahid saat mengeluarkan pernyataan terkait AM santri dari Palembang yang meninggal dunia.
Ramainya pemberitaan atas kematian AM membuat pihak Ponpes Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo buka suara.

Melalui pernyataan resmi yang disampaikan Juru bicara PMDG Ponorogo, Noor Syahid, pihak ponpes memohon maaf sekaligus menyatakan dukacita atas wafatnya AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Noor Syahid.

 

Ponpes Gontor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga korban bila dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka.

Selain itu, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat.

Pihak ponpes kemudian memberikan sanksi dengan mengaluarkan para pelaku.

“Pada prinsipnya kami, Pondok Modem Darussalam Gontor, tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” jelas Noor Syahid.

Pada poin terakhir, Ponpes Gontor siap untuk mengikuti segala bentuk upaya penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya AM.

Hingga pernyataan resmi ini diterbitkan, Pondok Modern Darussalam Gontor masih terus menjalin komunikasi dengan keluarga AM untuk mendapatkan solusi demi kebaikan bersama. 

7 saksi diperiksa

Aparat Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Ponorogo sudah memeriksa tujuh saksi terkait tewasnya AM.

Ketujuh saksi yang diperiksa terdiri dari santri, dokter, ustad, dan staf pengajar.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, mengatakan, ketujuh saksi diperiksa lantaran berkaitan langsung dengan tewasnya AM.

Berdasarkan pemeriksaan itu, diketahui motif penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal karena ada kesalahpahaman.

Hanya saja, Catur belum bisa menyampaikan secara rinci bentuk kesalahpahaman itu seperti apa.

Catur menyebut, terduga pelaku penganiayaan hingga meninggal berasal dari kalangan santri.

Kendati demikian, polisi belum menetapkan jumlah dan siapa saja tersangkanya lantaran masih proses pemeriksaan.

(Penulis Kontributor Palembang Aji YK Putra, Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi| Editor Pythag Kurniati, Krisiandi, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com