Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Maharani Safari Politik, Dosen Satya Wacana Berikan Analisisnya

Kompas.com - 06/09/2022, 08:45 WIB
Dian Ade Permana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Safari politik yang dilakukan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani ke elite partai lain, dinilai Kepala Departemen Sosial Politik Fiskom Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Putri Hergianasari sebagai upaya menaikkan popularitas dan elektabilitas jelang Pemilu 2024.

Putri mengungkapkan, safari politik merupakan salah satu ajang untuk branding sekaligus komunikasi politik.

"Contohnya yang telah dilakukan PDI Perjuangan dan Puan saat ini. Langkah ini sah dalam rangka mencari peluang dan kemungkinan berkoalisi," ujarnya, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Soal Pertemuan Prabowo-Puan, Dasco: Sulit Dikatakan Sudah Berkoalisi

Dia mengingatkan kembali idiom tidak ada musuh atau teman yang abadi di dalam politik, yang ada hanya kepentingan yang abadi.

"Istilah ini bisa membantu publik untuk memahami fenomena kondisi politik nasional menjelang 2024 seperti saat ini yaitu safari politik," paparnya.

Pramulya Sadewa Sinyal untuk bisa bekerja sama dalam pemilihan presiden 2024 secara terbuka disampaikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat menerima kunjungan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pada Minggu (4/9/2022) kemarin.

Putri menegaskan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, yang disebut sebagai calon terkuat dari PDI Perjuangan untuk kontestasi 2024, merupakan representasi pilihan politik yang berbeda.

"Ganjar cenderung merupakan capres pilihan sukarelawan politik atau bottom up, sementara Puan merepresentasikan pilihan politik top down," jelasnya.

Selain itu, Putri juga menyoroti koalisi partai politik, yakni Gerindra-PKB dan Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri PPP, PAN, dan Golkar.

"Ini komposisi koalisi masih memungkinkan berubah, karena kepentingan partai juga sangat dinamis. Bisa tambah atau berkurang, Nasdem, PKS, dan Demokrat masih wait and see," kata Putri.

"Apalagi, ada pergantian Ketua Umum PPP dari Suharso Monoarfa ke Muhammad Mardiono yang ditunjuk majelis menjadi Plt Ketum PPP, tentu akan berpengaruh terhadap dinamika koalisi," paparnya.

Sementara terkait manuver para menteri yang "ancang-ancang" dan bermanuver untuk persiapan Pemilu 2024, menurut Putri perlu ada etika.

"Menteri mulai bermanuver, bukan berarti Jokowi membiarkan itu merupakan bntuk dukungan, akan tetapi seharusnya secara etika kenegaraan seorang menteri meminta izin ke atasannya, yakni presiden," ungkapnya.

"Presiden tidak punya kewajiban untuk merestui atau tidak merestui. Karena mencalonkan atau dicalonkan merupakan hak politik masing-masing menteri dan menjadi hak warga negara dalam Pilpres 2024, tapi etikanya ya izinlah," kata Putri.

Baca juga: Prabowo Bertemu Puan, PKB Diperkirakan Bakal Berpikir Ulang Koalisi dengan Gerindra

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com