KOMPAS.com - Seorang waria bernama Ontary alias Tary di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan (Sumsel) ditemukan tewas membusuk pada Kamis (25/8/2022) sore.
Mayat Tary ditemukan membusuk di salon kontrakannya di Kelurahan Perumnas Rahma, Kecamatan Lubuklinggau Selatan.
Tary tercatat sebagai Desa Lubuk Mumpo, Kecamatan Kota Padang, Kabupatan Rejang, Provinsi Bengkulu. Saat ditemukaan, terdapat pisau tertancap di pinggang sebelah kanan korban.
Sementara kondisi mayat sudah membusuk dan ditutupi kain warna merah.
Baca juga: Waria Pemilik Salon Dibunuh Teman Dekat, Pelaku Emosi Tak Dibayar Seusai Kencan
Oleh polisi, mayat tersebut dibawa ke RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau untuk visum.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi mengatakan mayat korban pertama kali ditemukan oleh saksi Rosmaini dan Maria yang datang ke salon milik korban.
"Ketika itu keduanya mengambil baju pinjaman korban, karena ditelpon tidak aktif-aktif, saksi melihat ruko korban terkunci gembok dari luar dan memanggil nama Tary," ungkap dia..
Namun saat itu tak ada jawaban dari dalam ruko. Saksi pun melihat di sela pintu dan melihat banyak lalat hijau berterbangan. Selain saksi mencium bau busuk.
Saksi pun memanggil warga setempat dan Ketua RT 1 untuk membuka ruko bersama anggota Polsek Lubuklinggau Selatan.
"Warga melihat Tary dalam keadaan meninggal dunia, dengan kondisi mayat membusuk dengan tujuh luka tusuk benda tajam jenis pisau di bagian tubuh korban," ujarnya.
Polisi yang turun tangan berhasil menangkap pelaku pembunuhan yakni Maryanto alias Maryan (27).
Sebelum menangkap Maryan, polisi sempat memeriksa istri tersangka di Bengkulu.
Maryan pun ditangkap di rumah kontrakannya di Kelurahan Pasar Embacang, Kecamatan Suranji, Kota Padang, Sumatera Barat pada Rabu (31/8/2022).
Maryan dan Tary saling mengenal di media sosial Facebook. Namun sekitar sebulan lalu, korban menghubungi pelaku menawarkan pekerjaan sebagai asisten rias.
Baca juga: Penganiayaan Sesama Waria di Binjai, Korban Dipukul Kayu, Dipicu Rebutan Pelanggan Salon
Maryan pun setuju. Ia berangkat dari Bengkulu Utara ke Kota Lubuklinggau setelah diiming-imingi upah oleh korban.
Selama di Lubuklinggau, ia tinggal di tempat usaha salon korban.
"Kenalnya saya sama korban itu satu bulan lalu, korban itu ngechat saya lewat Facebook, sejak saat itu kami kenal," katanya di Polres Lubuklinggau, Jumat (2/9/2022).
Seiring berjalannya waktu, keduanya menjalin hubungan asmara.
Sejak awal pacaran, pelaku dijanjikan akan mendapat uang Rp 300.000 dan upah Rp 50.000 setiap selesai membantu merias.
Baca juga: Gagalkan Pesta Waria, Pria di Sidrap Nyaris Ditikam Keluarga Penyelenggara
Termasuk upah setelah melakukan hubungan badan.
Namun hingga keduanya berhubungan badan sebanyak lima kali dan beberapa kali merias pengantin bersama, Maryan tak diberi uang seperti yang dijanjikan oleh korban.
"Pertama kali saya melakukan (hubungan seksual) di Bengkulu Utara waktu bekerja di salon dibayar Rp 500.000," ungkapnya pada wartawan saat pers rilis di Polres Lubuklinggau, Jumat (2/9/2022).
Selama satu bulan bekerja dengan Tary, ia menjadi tukang masak, cuci pakaian, merias pengantin hingga menjadi pemuas seksual. Namun janji yang ditawarkan korban tak sesuai harapan.
Baca juga: Waria di Minahasa Tewas Dibunuh secara Sadis dan Dimutilasi
Ia pun mengatur pembunuhan yang ia lakukan pada Selasa (23/8/2022) dini hari.
"Akhirnya saya sakit hati, Senin (22/8/2022), saya merencanakan untuk melakukan pembunuhan terhadap korban, korban saya bunuh Selasa (23/8/2022) dini hari," ungkapnya.
Sebelum pembunuhan itu terjadi keduanya sempat cekcok mulut karena Maryanto menagih janji Tary.
Saat Tary tengah tidur pulas Maryanto mengambil pisau di dapur dan menusuknya.
Setelah membunuh Tary, Maryanto langsung mengambil barang-barang milik korban dan melarikan diri ke Bengkulu.
Baca juga: Sepekan Demam, Waria Tewas di Indekos, Hasil Tes Positif Covid-19
Maryan mengaku meninggalkan anak dan istrinya di Desa Pasar Bombah, Kabupaten Bengkulu Utara sejak lima bulan yang lalu untuk bekerja di salon.
Maryan mengaku dihantui oleh rasa bersalah usai membunuh korban.
"Sehabis bunuh, saya merasa was-was, di Bengkulu saya tidur di pondok-pondok pinggir pantai itu selama empat hari," kata dia.
Pelaku kemudian menjual sepeda motor seharga Rp 1,5 juta di Bengkulu Utara.
Ia lalu melanjutkan pelariannya ke Padang, Sumatera Barat. Baru dua hari tinggal di kontrakannya, Maryanto ditangkap polisi.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Penyesalan Maryanto, Pelaku Pembunuhan Waria di Lubuklinggau, Punya Putri Kembar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.