Tari Ratoh Jaroe biasa ditampilkan dalam acara penyambutan dan hiburan tamu penting di Aceh.
Tari ini memiliki fungsi untuk membangkitkan semangat para wanita Aceh yang dikenal pantang menyerah, pemberani, dan kompak satu sama lain.
Tari Rapa’i Geurimpheng adalah tari tradisional Aceh yang berkembang pada masyarakat di pesisir timur Aceh.
Tarian ini semula digunakan oleh Syekh Rifa’i dari Baghdad sebagai media dakwah Islam dan hiburan.
Nama Rapa’i diambil dari kecintaan masyarakat Aceh terhadap alat musik rapa’i dan sebagai penghargaan terhadap tokoh pencipta tariannya.
Sedangkan nama Geurimpheng bermakna “banyak macam” menjadi gambaran bahwa tari ini memiliki komposisi yang beraneka ragam mulai dari pukulan rapa’i, gerakan kepala dan badan, formasi hingga syair.
Rapa’i Geurimpheng ditarikan oleh 8-12 penari yang disebut dengan awak rapa’I.
Sementara iringannya terdiri dari tiga orang syeh (pemimpin pukulan rapa’i) yang terdiri dari apit wie, apiet teungoh dan apiet unenun, satu orang syahi (penyanyi) dan aneuk syahi (pendamping penyanyi).
Tari Rapa’i Geurimpheng memiliki nilai filosofis yaitu nilai-nilai keislaman, nilai dakwah, dan juga nilai sufistik yang berkembang dalam masyarakat Aceh.
Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
indonesia.go.id
gramedia.com
aceh.tribunnews.com
kompas.com (Penulis : Serafica Gischa | Editor : Serafica Gischa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.