PALOPO, KOMPAS.com – Sesaat setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, puluhan mahasiswa di Palopo berunjuk rasa di jalan Trans Sulawesi, Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/9/2022). Mereka demo menolak harga BBM naik.
Puluhan mahasiswa yang berunjuk rasa tersebut berasal dari Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Luwu (Ipmal).
Dalam aksinya, mereka berorasi dan membakar ban bekas. Akibatnya, arus kendaraan sempat terganggu dan asap tebal mengepul sepanjang jalan.
Jenderal Aksi Lapangan, Rifki mengatakan, pengumuman kenaikan harga BBM yang berlangsung tiba-tiba membuat warga kaget.
Kebijakan ini juga akan berdampak buruk terhadap harga barang, terutama kebutuhan bahan pokok.
“Kami minta kepada presiden dan wakil presiden Jokowi–Ma’ruf untuk segera menurunkan kembali harga bahan bakar minyak. Apabila BBM tidak kembali diturunkan maka dipastikan harga-harga akan lebih tinggi,” kata Rifki di lokasi, Sabtu.
Menurut Rifki, kenaikan harga BBM merupakan bentuk kegagalan pemerintah mengurus negara.
“Tahun 2019 hingga 2022 kita semua merasakan pandemi Covid-19 dan sampai saat ini kita masih merangkak belajar beraktivitas, agar bagaimana caranya supaya dalam mencari nafkah untuk meningkatkan ekonomi dapat tercapai. Namun kita kembali terpuruk dengan naiknya harga BBM,” ucap Rifki.
Baca juga: Kisah Warga Lebak Berburu Pertalite Sebelum Harga BBM Naik, Antre 1 Jam Malah Dapat Pertamax
Aksi mahasiswa menolak naiknya harga BBM ini akan berlanjut hingga Senin (5/9/2022) pekan depan.
“Ini masih aksi prakondisi, pekan depan kami akan turun dengan massa yang lebih besar,” ujar Rifki.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga BBM mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.