KOMPAS.com - Berlyanthi Kasih (24), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) menghubungi sang ayah dan mengaku disiksa majikannya.
Tak hanya dipukul dengan benda tumpul. Berlyanthi juga disetrika hingga disiram air panas. Ia juga dikasih makan hanya tiga kali dalam seminggu.
Hal tersebut diceritakan Berlyanthi saat berhasil menghubungi sang ayah melalui telepon seluler.
Ayah korban, Syamsurizal mengatakan penyiksaan dialami anaknya sejak April 2022.
"Penyiksaan yang dialami seperti tubuhnya diseterika, kepala dibenturkan ke tembok, badan dipukul dan hanya dikasih makan tiga kali seminggu," ungkap Syamsurizal, Minggu (28/8/2022).
Syamsurizal bercerita anaknya nekat kerja ke luar negeri atas kemauannya sendiri karena ingin membantu perekonomian keluarga.
Ia berangkat secara ilegal dan difasilitasi sponsor benama Nurseha, warga Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu.
Sang putri berangka dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima menuju Jakarta pada 10 Februari 2022.
Baca juga: Kisah Pilu Syamsurizal Usai Terima Kabar Putrinya Disiksa Majikan di Arab Saudi
Sampai di Jakarta, ia dibantu pria bernama Ilham untuk mengurus paspor keberangkatan.
"Setelah ada paspor dia langsung diterbangkan ke Riyadh Arab Saudi. Di sana sempat diinapkan beberapa hari di hotel lalu dijemput oleh majikan," ungkapnya.
Menurutnya sang anak sempat hilang kontak selama beberapa bulan karena ponselnya disita majikannya.
Hingga anakanya menghubunginya dan mengaku dianiaya. Saat tahu kondisi anaknya, ia juga kebingungan harus melapor kemana.
Saat video call terakhir, sang anak menunjukkan bekas luka memar pada tangan, leher dan betis.
"Videonya ada karena sempat kita rekam waktu telepon kemarin. Luka memarnya saya lihat ada di tangan, leher juga betis. Katanya diseterika dan disiram air panas oleh majikan," ujarnya.
Syamsurizal sempat mengadukan permasalahn yang dialami anaknya ke Disnakertans Dompu dan BP2MI Mataram. Namun hingga saat ini masih belum ada kabar perkembangannya.