KOMPAS.com - ASS, kepala sekolah salah satu SMK di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, diduga melakukan penganiayaan terhadap siswanya sendiri, AS.
Tindak penganiayaan terhadap AS dilakukan di halaman sekolah saat melaksanakan upacara pada Senin, (29/8/2022). Akibat kejadian ini, AS pingsan di lokasi.
Tak hanya AS, dua temannya yang berinisial HS dan MS juga menjadi korban penganiayaan.
Mengetahui anak-anaknya menjadi korban penganiayaan, pihak keluarga yang tidak terima telah melaporkan ASS ke Polsek Ambalau agar diproses secara hukum.
Diwartakan regional.kompas.com, Jumat (2/9/2022), Ridwan Sowakil, kakak kandung AS, menceritakan kronologi penganiayaan yang dialami adiknya.
Baca juga: Siswa di Buru Selatan Dipukul Kepsek hingga Pingsan gara-gara Sepatu
Kejadian itu bermula ketika seluruh siswa di sekolah itu mengikuti upacata pagi sekira pukul 07.15 WIT. Setelah upacara selesai, seluruh siswa masuk ke kelas masing-masing.
"Adik saya ini siswa kelas III A. Jadi kebetulan saat itu musim hujan sehingga membuat siswa masuk ke ruangan harus membuka sepatu agar lantai tidak kotor. Setelah itu, sekira pukul 08.30 WIT, seluruh siswa disuruh keluar oleh kepala sekolah untuk apel pulang,” kata Ridwan, Kamis (1/9/2022) malam.
Ridwan menuturkan, pihak sekolah melaksanakan apel pulang agar pada siswa bisa berganti pakaian karena akan dilakukan kerja bakti di sekolah.
Saat itu, AS dan kedua temannya terlambat masuk barisan apel akibat menunggu teman-teman perempuan mereka memakai sepatu.
Baca juga: Kepala Sekolah di Maluku Diduga Aniaya Siswa hingga Pingsan
“Adik saya dan dua rekannya ini terlambat ikut apel karena menunggu teman-teman perempuan mereka pakai sepatu. Jadi saat mereka menuju lapangan mau ikut apel mereka bertiga langsung dipangil oleh kepala sekolah dan tanpa bicara langsung digampar,” katanya.
Setelah kejadian tersebut, Ridwan mengatakan pihak keluarganya telah melaporkan ASS ke kepolisian.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Buru Selatan, AKBP M Agung Gumilar, telah mengonfirmasi insiden penganiayaan tersebut.
“Ya, jadi begini dari informasi awal kronologinya bahwa si korban saat itu dengan siswa-siswa lain diminta pulang ganti pakaian karena mau kerja bakti saat yang lain berkumpul tiga orang ini dipanggil tapi datangnya lama akhirnya digampar saat datang,” papar Agung.
Agung juga membenarkan bahwa AS sempat pingsan setelah ditampar oleh ASS.
Akibatnya, pihak keluarga tidak terima dan melaporkan ASS untuk mendapat tindakan hukum.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.