KOMPAS.com - Sunan Kudus adalah seorang Wali Songo yang telah berjasa bagi penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah.
Sunan Kudus merupakan julukan bagi sosok Ja’far Shadiq yang bergelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu luas.
Baca juga: Bupati Jepara Temani Dubes Indonesia untuk Tunisia Ziarah Makam Sunan Muria dan Sunan Kudus
Sunan Kudus dikenal pernah menjadi seorang senopati atau panglima perang dari Kerajaan Demak.
Baca juga: Sejarah Dandangan, Tabuh Bedug Jelang Ramadhan Warisan Sunan Kudus
Sebelum pindah ke Kudus dan berdakwah, ia bertugas memperluas wilayah kerajaan Demak sebagai pusat pengembangan Islam masa akhir Majapahit.
Baca juga: Sunan Kudus, Menghormati Ajaran Hindu
Namun pada saat pecahnya perselisihan di Kerajaan Demak dan wafatnya Sultan Trenggana, ia memutuskan untuk pindah ke Kudus dan mulai fokus untuk berdakwah menyebarkan agama Islam.
Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq adalah putra dari Raden Usman Haji atau Sunan Ngudung.
Ayah Sunan Kudus merupakan saudara kandung dari Sunan Ampel.
Dilansir dari Tribun Pontianak, Sunan Kudus merupakan cucu buyut Syekh Ibrahim As- Samarqandi yang silsilahnya bersambung sampai Rasulullah SAW melalui jalur Sayyidina Husen bin Fatimah binti Rasulullah SAW.
Sunan Kudus diperkirakan lahir pada 1400 masehi di wilayah Jawa Tengah dan meninggal dunia pada 1550.
Sunan Kudus dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Kudus , kota Kudus, Jawa Tengah.
Sebelum berdakwah, Sunan Kudus berguru kepada ayahnya yaitu Sunan Ngudung di Jipang Panolan, dekat Blora.
Selain berguru kepada ayahnya, Sunan Kudus juga belajar kepada beberapa ulama terkenal, seperti Kyai Telingsing, Ki Ageng Ngerang, dan Sunan Ampel.
Sesuai namanya, Sunan Kudus berdakwah di sekitar daerah Kudus.
Sunan Kudus harus berdakwah di tengah kondisi masyarakat Kudus yang yang masih memeluk kepercayaan lama dan memegang teguh adat-istiadat.
Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berdakwah, dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat.