Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kenaikan Harga BBM, Sarbumusi Tasikmalaya Keberatan dan Survei CISA Sebut Mayoritas Publik Menolak

Kompas.com - 31/08/2022, 16:32 WIB
Farid Assifa

Penulis

Selain itu, survei yang menyasar 800 responden, dengan margin of error 3,5 persen dengan 95 tingkat kepercayaan ini juga menemukan reaksi publik terhadap kebijakan kenaikan harga BBM subsidi pertalite dan solar.

Adapun hasil survei yang dilakukan dengan wawancara langsung tersebut mendapatkan mayoritas respons publik ternyata menolak rencana atau kebijakan pemerintah atas kenaikan harga Pertalite dan Solar.

“Dari sini juga terlihat ada 83,63 persen menyatakan tidak setuju sedangkan hanya 10 persen yang mendukung keputusan tersebut. Untuk responden yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 6,88 persen,” ucap Herry.

Lebih lanjut Ia pun menguraikan pada umumnya publik menolak kebijakan kenaikan harga BBM Subsidi khususnya Pertalite dan Solar ternyata dipengaruhi oleh kekhawatiran akan kenaikan harga bahan pokok sebanyak 27,95 persen, masih perlu atau masih bermanfaat sebanyak 17,94 persen, neraca perdagangan terganggu sebanyak 17,19 persen

Sedangkan beberapa kalangan menganggap harga BBM subsidi Pertalite dan Solar tidak perlu naik karena mendukung kesejahteraan sebanyak 12,26 persen, angka kemiskinan akan meningkat sebesar 10,01 persen, kondisi ekonomi belum pulih sebanyak 6,43 persen, pembangunan nasional terganggu 4,63 persen, alasan lainnya 1,94 persen, serta bisnis UMKM dan industri lain akan terganggu 1,64 persen.

Di sisi lain publik yang setuju dengan kebijakan kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar karena
kebijakan kenaikan harga BBM subsidi tersebut tidak tepat sasaran sebanyak 15,79 persen, distribusi anggaran ke proyek strategis nasional lainnya 14,47 persen, membuat kemandirian ekonomi sebesar 13,16 persen.

Baca juga: Jelang Kenaikan Harga BBM, Sejumlah SPBU di Makassar Tutup

Di samping itu, publik juga menganggap adanya keseimbangan neraca perdagangan 11,84 persen, peluasan utang negara 10,53 persen, tidak perlu atau tidak bermanfaat 10,53 persen, dukungan pembangunan nasional 9,21 persen, pengembangan inovasi energi 7,89 persen, serta alasan lain sebanyak 6,58 persen.

“Publik juga enggan beri jawaban karena tidak ingin memberi alasan apapun sebanyak 25,45 persen, tidak ingin tahu atau tidak perduli 21,82 persen, ikut kebijakan pemerintah 20 persen, kebijakan belum tersosialisasi 18,18 persen, dan mengganggap pemerintah juga belum memutuskan 14,55 persen,” ujar Herry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com