NUNUKAN, KOMPAS.com – Puluhan sopir angkutan kota (angkot) di Nunukan, Kalimantan Utara, menggelar aksi mogok spontan, pada Selasa (30/8/2022).
Mereka memarkirkan mobilnya memenuhi sepanjang Alun-alun Nunukan, dan memprotes keberadaan salah satu aplikator kendaraan transportasi online, Maxim.
"Ini aksi spontan dari para sopir angkot. Penghasilan mereka sudah lama menjadi keluhan sebelum adanya Maxim. Keberadaan Maxim khususnya yang roda empat, semakin mengurangi pendapatan mereka. Kami juga selaku Organda, menolak keras keberadaan Maxim di Nunukan," ujar Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Nunukan, Laoding, Selasa.
Laoding mengatakan, para sopir angkot selama ini hanya mengandalkan kedatangan kapal laut dan pesanan angkut barang yang tidak setiap hari ada.
Baca juga: FX Rudy Bertemu Presiden Jokowi Selama 1 Jam di Istana, Bantah Bicara Reshuffle, Ini yang Dilakukan
Kondisi tersebut membuat penghasilan para sopir kembang kempis.
Mereka menilai kondisi itu diperparah lagi dengan keberadaan mobil pribadi yang tergabung dalam transportasi online Maxim.
"Apalagi, mobil mobil Maxim ini banyak yang dari luar daerah. Pelat nomornya luar daerah, ini juga kami pertanyakan," imbuh dia.
Saat ini, Organda Nunukan, sudah membuat surat protes yang segera dikirimkan ke Bupati Nunukan, dan ditembuskan ke DPRD Nunukan juga Dinas Perhubungan Provinsi Kaltara.
Hal tersebut berkaitan dengan nasib lebih dari 200 unit angkot yang selama ini melayani transportasi warga Nunukan.
"Kami menunggu solusi untuk masalah ini. mungkin kalaupun Maxim bisa beroperasi, sebatas roda dua saja, kan itu juga rawan (gesekan) dengan ojek konvensional. Kalau roda dua operasi, roda empat juga operasi, penghasilan para sopir angkot di Nunukan akan menjadi masalah," kata dia.