“Kami menawarkan apa yang kami bisa, banyak wisatawan yang ingin langsung ke Manado atau Tomohon. Kepada mereka kami bantu mencarikan mobil, namun karena masih gelap gulita kami ajak minum kopi di rumah,” ujar Mimin.
Dari tawaran sekadar minum kopi dan menunggu hari terang, kebaikan dan ketulusan warga Gorontalo ini menjadi buah bibir warga asing yang datang pesiar. Cerita demi cerita menyebar, hingga para pelancong ini merasa nyaman jika ditangani Mimin.
Di tangan ibu muda inilah banyak wisatawan yang kemudian memutuskan untuk tinggal di Gorontalo sebelum melanjutkan perjalanan ke Sulawesi Utara.
Kedatangan para pelancong mancanegara ini telah membuat Mimin dan pelaku usaha wisata lainnya bergairah, kedatangan wisatawan ini telah memberi harapan untuk kembali bangkit seperti era sebelum pandemi.
Baca juga: Kunjungi Desa Wisata Bonjeruk di Lombok, Sandiaga Minta Warga Tingkatkan Standar Homestay
Gorontalo yang dulunya hanya dikenal sebagai daerah transit, kini mampu menarik wisatawan mancanegara lebih banyak dengan sejumlah atraksinya, di laut dan di daratan, yang tidak kalah menarik dengan daerah lain.
Kelebihan Gorontalo lainnya adalah keramahan masyarakatnya, ini dibuktikan dengan mulai menjamurnya usaha wisata yang melibatkan masyarakat lokal.
“Dalam sehari bisa sampai 20 orang wisatawan asing yang kami harus layani,” ujar Mimin.
Mimin menjelaskan para wisatawan asing ini berasal dari negara Prancis, Belanda, Jerman, dan Spanyol. Mereka tidak melewatkan atraksi wisata hiu paus di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.
Lokasi ini mudah dijangkau oleh semua kendaraan, bahkan untuk bisa melihat satwa air raksasa ini cukup naik perahu nelayan di belakang kampung.
Objek wisata lain yang sudah memiliki nama di Provinsi Gorontalo menjadi incaran pengunjung, seperti jungle tracking di kawasan Hungayono Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) dengan maskot atraksi burung maleo (Macrocephalon maleo), kawasan perbentengan Otanaha yang menyajikan 3 buah benteng kecil berbentuk lingkaran, Olele dan Biluhu yang memiliki spot penyelaman di Teluk Tomini, hingga Suaka Marga Satwa (SMS) Nantu yang menyuguhkan kolam lumpur Adudu, tempat para satwa menyesap lumpur mineral, wisatawan dapat menyaksikan ikon satwa Kawasan ini seperti babi rusa Sulawesi (Babyrousa celebensis), anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran dendah (Bubalus depressicornis).
Di luar itu, Mimin menawarkan kondisi apa adanya di rumahnya sebagai atraksi yang sangat memikat bagi tetamunya, seperti mengupas bawang atau sayuran lainnya di dapur, lalu memasak ramai-ramai.
Cara Mimin menjual atraksi wisata yang sederhana ini menjadi sesuatu yang mengesankan bagi para tamunya, mereka sangat menikmati pengalaman membuat kuliner dari mengupas bawang, mengulek cabai hingga memasaknya ini.
“Cooking class selalu diminati,” ujar Mimin.
Menariknya, menu yang dibuat bersama ini sesuai ukuran rasa warga Gorontalo. Penggunaan cabai pun tidak dikurangi meskipun banyak wisatawan mancanegara tidak suka dengan masakan yang terlalu pedas.
“Takaran rempah dan bumbu seperti biasanya, demikian juga cabainya. Memang pedas bagi ukuran wisatawan, namun mereka juga harus memahami selera orang Gorontalo, ini pengalaman hidup mereka dengan budaya Gorontalo,” tutur Mimin.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Desa Wisata Sudaji Akan Dikunjungi Delegasi KTT G20