Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Tudung Lingkup di Seberang Kota Jambi, Berawal dari Perempuan yang Dilarang Keluar Rumah dan Harus Pakai Kain Duo

Kompas.com - 29/08/2022, 14:14 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

"Kain duo atau bakarobong itu, anak-anak perempuan kita hanya tampak mata saja. Begitu juga perempuan yang sudah menikah atau yang sudah punya anak, boleh keluar di siang hari, asal dengan kain duo," kata Ramzi.

Dulu tradisi Islam sangat ketat dan kuat. Melalui fatwa-fatwa ulama ini masyarakat sangat patuh dan tidak berani menentang.

Bahkan lelaki yang ketahuan keluar rumah dengan bercelana panjang atau pendek, langsung dirotan (dicambuk dengan rotan) agar segera menggantinya dengan kain sarung.

"Aturan mulai "melemah" sejak tahun 1960-an. Waktu itu terjadi pembaharuan secara besar-besaran di pendidikan, yang berawal dari pembukaan kelas bagi santriwati di pesantren," kata Datuk A Ramzi S, Ulama Pesantren As'ad di rumahnya, Minggu (28/8/2022).

Sebelum terjadi revolusi pendidikan pesantren, tokoh pendidikan pembaharu yakni KH Abdul Qadir, cucu dari ulama di masa kolonial, yakni syaikh Abdul Majid Al Jambi ditentang banyak ulama di Seberang Kota Jambi.

Pikiran Islam moderat Abdul Qadir yang mengikuti kakeknya, ingin membuka kelas bagi perempuan di pesantren. Menurutnya hal itu penting dilakukan untuk kesetaraan pendidikan bagi perempuan.

"Tantangan modernisasi akan menguat di waktu mendatang. Untuk itu, anak-anak perempuan kita harus memiliki pendidikan yang paripurna," kata Ramzi yang mengutip pikiran gurunya, Abdul Qadir, 62 tahun silam.

Meskipun menerima banyak adangan dari ulama lain, Abdul Qadir tetap membuka kelas santri perempuan.

Dampaknya cukup besar pada tradisi Islam di pusat Kesultanan Melayu ini.

Ulama di Pondok Pesantren Asad Seberang Kota Jambi, A Ramzi S menjelaskan tentang tradisi Tudung Lingkup.KOMPAS.com/SUWANDI Ulama di Pondok Pesantren Asad Seberang Kota Jambi, A Ramzi S menjelaskan tentang tradisi Tudung Lingkup.

Perempuan masuk pesantren

Perempuan diperbolehkan masuk pesantren, lantaran takut mereka masuk ke sekolah umum dan menggunakan rok. Untuk itulah KH Abdul Qadir menyuruh mereka masuk pesantren.

"Semenjak 1960-an aturan mulai tidak ketat. Lama kelamaan tradisi dari nenek moyang kita, Bekain Duo mulai ditinggalkan diganti dengan selendang," kata Datuk Ramzi.

Lelaki mulai memakai celana panjang dan tidak lagi memakai sarung. Hal ini bermula sejak masa penjajahan Belanda yang menggunakan celana saat bertugas.

"Saya dulu pertama kali pakai celana dibilang Belando masuk dusun," kata Ramzi sambil tertawa.

Tidak hanya itu, perempuan yang keluar rumah, perlahan tidak lagi menggunakan Kain Duo, melainkan memakai selendang dengan lebar sekitar 4 cm dan panjang 100 cm, lalu dililit di kepala, sebagai penutup rambut.

Tren menggunakan selendang ini perlahan mengikis tradisi bekain duo atau tudung lingkup. Lama-lama kelamaan perempuan tidak lagi menggunakan kain, tetapi celana agar serasi dengan selendang.

"Celana itu tidak ketat atau tidak menampakkan lekuk tubuh, sehingga diperbolehkan," kata Ramzi.

Pergeseran busana perempuan di seberang semakin terbuka dan mengikuti zaman. Sampai sekarang ada anak muda yang keluar tanpa penutup kepala (jilbab) seperti dulu dan mengenangkan celana yang memperlihatkan lekuk tubuh dan aurat.

Para ibu-ibu menggunakan tudung lingkup saat Festival Tudung Lingkup di Seberang Kota Jambi, Minggu (28/8/2022)KOMPAS.com/SUWANDI Para ibu-ibu menggunakan tudung lingkup saat Festival Tudung Lingkup di Seberang Kota Jambi, Minggu (28/8/2022)

"Kita ulama terus mengingatkan pada orang-orang tua yang memiliki anak gadis. Kalau tidak boleh (berdosa) jika perempuan membuka aurat dan tidak memakai hijab. Banyak yang menurut kata ulama, namun ada juga yang terpengaruh budaya luar," kata Ramzi.

Untuk saat ini, memang masih ada perempuan yang menggunakan Tudung Lingkup saat keluar rumah, tetapi jumlahnya dapat dihitung jari dan berasal dari perempuan lanjut usia (lansia) bukan perempuan muda atau ibu-ibu.

"Kalau anak-anak gadis, emak-emak sudah memakai jilbab untuk menutup aurat. Jadi sudah jarang pakai Tudung Lingkup," kata Datuk Ramzi dengan nada prihatin.

Festival Tudung Lingkup

Dengan demikian, Ramzi memandang Festival Tudung Lingkup haruslah muncul untuk mengembalikan ingatan kolektif di masa lalu, terkait tradisi Bekain Duo.

Festival Tudung Lingkup yang dilaksanakan dalam rangkaian acara Kenduri Swarnabhumi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Minggu (28/8/2022).

Dalam kegiatan itu, seribuan emak-emak dari berbagai kecamatan di Kota Jambi hanya berjalan kaki menyusuri jalan setapak di antara rumah-rumah tua di Seberang Kota Jambi.

Para emak-emak memakai kain duo, satu kain digunakan untuk bawahan (menutup celana) dan satunya untuk menutup wajah hingga tampak bagian mata saja.

Dalam festival tersebut, emak-emak itu melantunkan yel-yel lagu-lagu yang sedang viral seperti sikok bagi duo. Namun ada juga yang melantunkan lagu Sungai Batanghari.

Lebih dari seribu "emak-emak" di Jambi mengikuti Festival Tudung Lingkup yang diadakan di Kampung Tengah, Pelayangan Kota Jambi, Ahad.

Baca juga: Tradisi Sasi, Upaya Pelestarian Alam Masyarakat Maluku hingga Papua

Wakil Wali Kota Jambi, Maulana mengatakan Festival Tudung Lingkup merupakan kearifan budaya lokal Seberang Kota Jambi yang hingga kini masih terjaga.

Festival ini melibatkan 1.000 lebih ibu-ibu dari seluruh Kecamatan di Kota Jambi yang mengenakan kain batik Jambi sebagai penutup kepala dan hanya memperlihatkan mata.

"Kami berharap bukan saja melestarikan budaya, namun Festival Tudung Lingkup mampu menjadi penggerak ekonomi Seberang melalui UMKM pelaku perajin batik Jambi," katanya menerangkan.

Sementara itu, Rima perempuan muda dari Kecamatan Rawasari Kota Jambi mengaku pertama kali menggunakan Tudung Lingkup.

"Saya tidak tahu dengan pasti apa itu tradisi Tudung Lingkup. Tetapi ikut acara ini sangat seru," kata Rima malu-malu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com