KOMPAS.com - Ratusan abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengikuti upacara ritual Labuhan Tutupan Suro Tahun Ehe 1556 di Pesisir Laut Selatan, tepatnya di Pantai Parangendog, Yogyakarta, Sabtu (27/8/2022).
Sinuhun Panembahan Agung Tedjowulan juga turut menghadiri upacara yang dipimpin oleh Kangjeng Pangeran Haryo Adipati Panembahan Pakoenegoro tersebut. Selain itu hadir juga Garwadalem Kangjeng Gusti Ratu Mas, dua putri Sinuhun, dan seorang cucunya, beserta sejumlah pangeran sepuh.
Baca juga: Mengenal Serabi Ngampin, Makanan Ritual Syaban untuk Permudah Cari Jodoh
Para pangeran lainnya yang menghadiri Labuhan Tutupan Suro, antara lain Kangjeng Pangeran Haryo Adipati Purbodiningrat, Kangjeng Pangeran Haryo Adipati Daryonagoro, Kangjeng Pangeran Hamintonagoro, Kangjeng Pangeran Mundinghasto, Kangjeng Pangeran Kiai Wiro Wongsonagoro, dan Kangjeng Pangeran Wongsodiningrat.
Berangkat dari Sasono Poernomo Surakarta Hadiningrat, ritual diawali dengan Wilujengan Pepak Ageng oleh abdi dalem ngulama yang dipimpin oleh Kangjeng Raden Haryo Tumenggung Dwijo Adiprojo.
Setiba di Parangendog, doa kembali dihaturkan oleh abdi dalem Keputren, Kangjeng Mas Ayu Tumenggung Wahyupuspito.
Kemudian Panembahan Pakoenegoro memimpin para abdi dalem melarung dua gendaga atau peti dan sejumlah sesaji, melintasi garis bibir pantai. Ombak seketika tenang tatkala itu.
Setelah Panembahan Pakoenegoro membaca doa, ombak kembali datang seperti mengerti telah tiba waktunya menyambut sesaji. Meski basah kuyup, para abdi dalem tampak khidmat mengikuti seluruh prosesi.
Menurut Panembahan Pakoenegoro, yang bernama asli Raden Mas Candra Malik, Labuhan di Parangendog ini untuk memeringati perjumpaan Raja Pertama Mataram Islam, Panembahan Senopati, dengan Kangjeng Ratu Kencana Sari yang termasyhur dengan Ratu Laut Selatan.
“Pesan Sinuhun, kita wajib iman pada yang gaib, sebagaimana dalam Q.S. Al Baqarah ayat 3, dan menghormati sesama makhluk Allah,” katanya.
Mengutip penjelasan Sinuhun Tedjowulan, Panembahan Pakoenegoro menambahkan, hubungan manusia dengan Tuhannya harus disertai pula hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam semesta.
Termasuk di dalamnya hubungan dengan sesama makhluk lainnya. Terlebih, manusia menjalani titah sebagai khalifah fil ardli atau pemimpin di muka bumi.
Baca juga: Festival Golo Koe di Labuan Bajo, Diawali Ritual Meminta Restu Leluhur
“Dalam hubungan spiritual dengan Kangjeng Ratu Kencana Sari, Panembahan Senopati mendapatkan bimbingan dari Kangjeng Sunan Kalijaga, yang sebelumnya juga telah berkomunikasi dengan Kangjeng Sunan Gresik,” jelasnya.
Berbeda dengan ritual-ritual rutin lain dalam kalender kegiatan Karaton Surakarta, Panembahan Pakoenegoro mengungkapkan Labuhan Tutupan Suro diadakan hanya jika ada Dhawuhdalem atau Perintah Sinuhun
“Alhamdulillah, Labuhan Tutupan Suro tahun ini berlangsung lancar meski kami sempat menerima informasi bahwa ketinggian ombak hingga ke bibir pantai diperkirakan akan cukup mengkhawatirkan," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.