Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Mukomuko Bengkulu Identifikasi 24 Desa di 7 Kecamatan Masuk Zona Merah Tsunami

Kompas.com - 27/08/2022, 08:57 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengidentifikasi 7 kecamatan serta 24 desa masuk pada zona merah rawan bencana gempa dan tsunami.

Wilayah tersebut membentang sepanjang pesisir Samudera Hindia.

Kepala BPBD Kabupaten Mukomuko, Ramdani mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah jalur evakuasi, titik kumpul bila sewaktu-waktu bencana menerjang.

Baca juga: Gempa M 5,1 di Bengkulu, Tidak Berpotensi Tsunami

Adapun ketujuh kecamatan itu yakni Kecamatan Air Rami, Ipuh, Pondok Suguh, Air Dikit, Kota Mukomuko, XIV Koto, dan Kecamatan Lubuk Pinang.

"Sosialisasi, edukasi, kesiapsiagaan sering kami lakukan melibatkan nelayan dan warga setempat," kata Ramdani, ketika ditemui di kantor gubernur Bengkulu, Jumat (26/8/2022).

"Tahun ini titik dan jalur evakuasi akan ditambah di lokasi-lokasi tersebut," sambung Ramdani. 

Ancaman Bencana Bengkulu

Sebelumnya, sejumlah lembaga kredibel termasuk BMKG memprediksi Bengkulu memiliki potensi bencana gempa bermagnitudo mencapai 8.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Ahli Muda, Stasiun Geofisika Kepahiang, Bengkulu, Sabar Ardiansyah, Sabar Ardiansyah, menyebutkan masyarakat tak perlu panik dan gaduh atas potensi gempa berkekuatan magnitudo 8 yang mengintai Bengkulu.

Sabar Ardiansyah mengajak semua elemen untuk fokus pada pengelolaan mitigasi bencana yang masih tertinggal.

"Pasca gempa M 6,5 di Bengkulu tanggal 23 Agustus 2022 , kemudian ramai berita potensi gempa di Bengkulu dengan kekuatan di atas 8 magnitudo. Berita ini menjadi viral, beragam tanggapan, beragam pendapat dan tidak sedikit membuat masyarakat menjadi gaduh," tulis Sabar Adriansyah yang dikirim pada Jumat (26/8/2022). 

Baca juga: BMKG Bengkulu: Tak Usah Gaduh Potensi Gempa, Perbaiki, Mitigasi Kita Masih Tertinggal

"Mayoritas kanal berita yang terbit hanya fokus pada isu potensi ancaman dan bahaya, dicerna masyarakat menjadi liar dan meresahkan karena tidak diimbangi dengan solusi mitigasi yang terukur," tambah dia.

Ia menyesalkan jika pola pemberitaan kebencanaan seperti ini terus dilanjutkan, sangat dikhwatirkan sasaran jangka panjang untuk mewujudkan masyarakat  paham mitigasi sulit terwujud.

Karena pemberitaan terlalu fokus seputar ancaman dan selalu minim informasi. Lantas upaya apa yang perlu dilakukan ke depan?

Potensi Selalu Ada

Potensi gempa di Bengkulu dengan kekuatan di atas 8 magnitudo memang ada kata Sabar Ardiansyah. Ilmiah dan sudah dipetakan. Baik potensi dari Megathrust Enggano maupun Megathrust Mentawai-Pagai memiliki dampak yang cukup serius jika benar-benar terjadi.

Namun, kapan waktunya belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti. Begitu juga besaran pastinya ketika terjadi, belum bisa diprediksi.

"Di dalam ketidakpastian itu, yang paling penting kita siapkan adalah usaha mitigasi. Baik mitigasi struktur maupun non-struktur harus diperkuat di sepanjang kawasan berpotensi terdampak tsunami," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

Regional
Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Regional
Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Regional
Satpol PP DIY Dapat Seragam Baru Desainer dari Keraton Yogyakarta

Satpol PP DIY Dapat Seragam Baru Desainer dari Keraton Yogyakarta

Regional
Tim SAR Hentikan Pencarian Balita 4 Tahun di Mataram yang Hilang Terseret Arus Sungai

Tim SAR Hentikan Pencarian Balita 4 Tahun di Mataram yang Hilang Terseret Arus Sungai

Regional
3 Warga Aceh Pembawa Kabur 6 Warga Rohingya Menuju Malaysia Ditangkap

3 Warga Aceh Pembawa Kabur 6 Warga Rohingya Menuju Malaysia Ditangkap

Regional
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Tiga Desa di Boyolali Dilanda Hujan Abu

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Tiga Desa di Boyolali Dilanda Hujan Abu

Regional
Sosok Kakek 70 Tahun di Balik Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh...

Sosok Kakek 70 Tahun di Balik Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh...

Regional
Cerita Ridho Selamat Saat Erupsi Gunung Marapi di Pendakian Pertama, 'Ngesot', Berguling hingga Sembunyi di Tenda

Cerita Ridho Selamat Saat Erupsi Gunung Marapi di Pendakian Pertama, "Ngesot', Berguling hingga Sembunyi di Tenda

Regional
Pemkab Lembata Keluarkan Aturan bagi ASN yang Pasangannya Ikut Persaingan Pemilu

Pemkab Lembata Keluarkan Aturan bagi ASN yang Pasangannya Ikut Persaingan Pemilu

Regional
 BKSDA Sumbar Diduga Lalai Sebabkan 23 Pendaki Meninggal Akibat Erupsi Gunung Marapi

BKSDA Sumbar Diduga Lalai Sebabkan 23 Pendaki Meninggal Akibat Erupsi Gunung Marapi

Regional
Komplotan Perampok Lepaskan Tembakan Saat Beraksi, Penjual Pecel Lele Pinggir Jalan Ketakutan

Komplotan Perampok Lepaskan Tembakan Saat Beraksi, Penjual Pecel Lele Pinggir Jalan Ketakutan

Regional
Konser Indonesia Maju Digelar di PRPP Semarang Hari Ini, Bawaslu Jateng Belum Terima Surat Pemberitahuan

Konser Indonesia Maju Digelar di PRPP Semarang Hari Ini, Bawaslu Jateng Belum Terima Surat Pemberitahuan

Regional
Korban TPPO asal Sumbawa Diperkosa Majikan di Malaysia, Polisi Tetapkan Sponsor Jadi Tersangka

Korban TPPO asal Sumbawa Diperkosa Majikan di Malaysia, Polisi Tetapkan Sponsor Jadi Tersangka

Regional
Anak Berusia 4 Tahun di NTT Meninggal akibat Rabies

Anak Berusia 4 Tahun di NTT Meninggal akibat Rabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com